Sense of Responsibility , Tanggung Jawab Moral Seorang Guru


 Allah berfirman : “ Dan masing masing orang mendapat derajat (seimbang ) dengan apa yang dikerjakan nya “ QS Al An’ am :132

“Dan kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas bekas yang mereka tinggalkan” QS Yasin 12.



Siswa hidup dalam lingkungan yang dipenuhi beragam informasi serta  memiliki  kecakapan dalam mengoperasikan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi.Kondisi inilah yang mempengaruhi  pola perilaku,gaya hidup dan karakter mereka.Sejalan dengan hal ini siswa juga dituntut untuk berprestasi dan lebih bermoral akibatnya siswa terhimpit dengan berbagai tekanan.

Siswa dengan berbagai persoalan ini  tidak hanya sibuk pada beban dan target akademik yang dibebankan kepadanya,tetapi juga sibuk  dengan penampilan dan segala macam impiannya tentang gaya hidup.Tugas guru adalah  membangun kesadaran pentingnya siswa meningkatkan kepedulian terhadap kualitas hidup dan mutu perilaku untuk sukses di masa depan.Sebab esensi pendidikan adalah bagaimana memahami perilaku siswanya yang dilanjutkan dengan upaya  mengenali  potensi unik yang dimiliki siswa secara individual dan menumbuh kembangkan menjadi daya saing dan prestasi.memperhatikan keunggulan siswa harus diwujudkan upaya mencipatkan semangat berprestasi dalam diri siswa dan melihat keragaman kompetensi  siswa secara bijaksana.

Bekerjasama dan mendorong keterlibatan orang tua siswa semestinyaa tidak dimaknai hanya pada dukungan financial saja.keterlibatan mereka dalam mengakomodasi keberbakatan siswa hingga memiliki daya saing dan prestasi mencakup kepedulian akan ktivitas siswa didalam dan luar sekolah,mengalokasikan waktu,pembekalan manfaat ICT serta pengawasan dan komunikasi yang inten antara anak dan orang tuanya.Sehingga profesionalitas guru dapat berjalan optimal dan program sekolah berjalan lancar.

Dalam menjalankan profesionalitas sebagai guru ada beberapa fondasi yang harus dikembangkan dalam  kegiatan  pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM);

Pertama: profesionalitas dimaknai sebagai keseriusan menjalankan profesi sebagaimana saat akan  mempersiapkan ujian sertifikasi guru.Secara pribadi guru perlu menetapkan target nyata tentang kompetensi akademik dan mental attitude siswa serta menentukan alat evaluasi yang pas. Sense of responsibility seorang guru perlu dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan  ,tidak hanya bersifat mood atau saat mendapat kritikan atau teguran .


Kedua : ketulusan tanpa pamrih dari seorang guru dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Krena peserta didik bisa menilai segala upaya guru dan niat yang terkandung didalamnya serta perilaku yang nampak dalam perbuatannya saat berhubungan dengan siswa.Siswa saat ini kritis menangkap “pesan “ tersembunyi dibalik sikap dan tindak tanduk seorang guru. Kecurigaan siswa akan menurunkan kredibilitas dan trust nya terhadap guru sekaligus dapat mematikan motivasinya dalam belajar. Jika dibiarkan perilaku guru yang demikian dianggap sebagai karakter dari perilaku guru disekolah itu. Rasa tidak percaya siswa terhadap gurunya dapat merembet dan membentuk citra negative bagi sekolah bersangkutan. Bisa jadi merusak citra guru secara keseluruhan.


Untuk menumbuh kembangkan sense of responsibilty   dari seorang guru dibutuhkan keterlibatan dan kepemimpinan kepala sekolah dan system Manajemen Berbasis  Sekolah  yang memadai.Dengan keteladanan dan kewibawaan kepala sekolah diharapkan tercipta lingkungan sekolah yang kondusif. Dan untuk menghindari “ protes mental “serta ketidak percayaan guru dan staff disekolah,sekolah sebaiknya menjadikan tanggung jawab moral sebagai ruh pelayanan pendidikan disekolah bersangkutan secara disiplin . Secara efektif mengkomunikasikan kepada seluruh elemen sekolah secara internal  dan eksternal  tentang value system tersebut.


Karakter seluruh guru dan staf sekolah yang merealisasikan tanggung jawab moral  dapat membentuk competitive advantage   sebagai branding bagi sekolah bersangkutan.Meskipun seringkali barnding oleh sekolah dilakukan dengan pasang spandung sebar brosur ,melobi sekolah sekolah calon siswa dsb . Beberapa kesalahan yang serig  dilakukan sekolah adalah kecenderungan  untuk menentukan kebijakan promonya  tanpa disertai prioritas dan pedoman yang jelas ,obral janji atau sponsorship.Sementara promo yang sebenarnya adalah mutu serta hasil output dari siswa  baik akademik maupun akhlak melalui tanggung jawab moral guru .Suatu tantangan professional  yang harus dijawab penyelenggara sekolah.


Dinamika persaingan yang ketat untuk mendapatkan siswa sebanyak banyaknya melahirkan upaya upaya “curang “ dari  sekolah,mulai dari menjelek jelek kan sekolah lain,sabotase sampai kecurangan dalam ujian kelulusan demi  citra baik sekolah.pendekatan pada kompetensi keberbakatan siswa semestinya menjadi sarana promosi yang unggul karena berpijak peda keptingan terbaik siswa. Jika setiap guru memiliki tanggung jawab moral ,citra sekolah sangat ditentukan oleh tingkat kepedulian guru atas tanggung jawab moral  kepada siswanya .Sehingga selama menjadi siswa peserta didik mejadi berakhlak lebih baik dan berprestasi.  

Landasan utama tanggung jawab moral guru  adalah menempatkan siswa  sebagai subjek didik dan bukan objek. Ketika pembelajaran yang memanusiakan peserta didik semakin personalized,paradigma dan perspektif pendidikan seorang guru akan membuahkan semangat pelayanan prima pendidikan yang tulus.   Perencanaan pembelajaran didasarkan pada tujuan jangka panjang yakni membekali karakter dan ketrampilan hidup siswa. Kebanggaan siswa ditumbuhkan melalui semangat bersaing dan berprestasi dalam segala bidang yang diminatinya.

Pola pikir guru terbentuk untuk selalu menjawab berbagi tantangan dan kesulitan siswa lengkap dengan strategi menemukan solusinya. Kepedulian kepada siswa akan diwujudkan oleh guru dalam bentuk strategi dan inovasi pembelajaran yang efektif sesuai kebutuhan belajar siswa.Sehingga kepusaan belajar siswa menjadi tujuan utama  sehingga siswa bersangkutan untuk bergairah dan berbahagia dalam menjalankan tugas belajarnya


Guru yang memiliki sense of responsibility dalam moral akan memiliki  hubungan dengan siswanya tidak hanya transaksional antara guru dan murid ,melainkan jauh masuk ke sisi emosi dan psikologis siswa. Mereka bisa menjadi teman curhat dan pengganti orangtua siswa di sekolah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

MEDIA PEMBELAJARAN DAN KURIKULUM 2013

Siswa Membutuhkan Guru yang Mendidik Case Study; SMAN 7 Kediri