Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2009

Hakekat Guru

Gambar
Definisi tentang guru sudah banyak ditulis ,tetapi dengan logika sederhana saja guru adalah seorang yang sangat ahli dibidang ilmu yang dimiliki.’Ilmunya sangat luar biasa ingin, saya berguru padanya”.Maka didalam kelas guru harus mampu mendemonstrasikan keahliannya . 1.Menguasai materi pelajaran lebih penting daripada cuma mengajarkannya. Karena penguasaan dapat mengarahkan kegiatan belajar mengajar. Siswa memiliki rasa ingin tahu dan daya kritis . kalau tidak menguasai materi, bagaimana mengakomodasi potensi siswa. 2. Jumlah siswa dalam satu kelas adalah aset bagi guru.karena dimungkinkan beragam pemahaman. Jika kesemptan bertanya tidak dimunculkan, bagaimana guru bisa mengerti muridnya faham atau tidak ?. Pertanyaan adalah kuncinya ilmu semesti guru juga dapat belajar lebih banyak dari pertanyaan siswa sekaligus mengenali keperibadiannya. 3. Gaji guru dan tujungannya telah meningkat dari zaman umar bakri. Semestinya diiringi juga dengan prestasi kinerja guru.Guru harus dapat men

Memilih Sekolah Buat Anak

Sekolah negeri masih prioritas masyarakat kebanyakan dikarenakan standrat layanan pendidikannya.Namun bukan berati sekolah swata tidak memiliki standart layanan yang sama , bahkan bisa lebih.Karena sekolah tetap secara periodik diakreditasi. Terutama pada anak lulusan SD peran orang tua dalam menentukan pilihan sekolah sangat besar. Meskipun sering saya temui pilihan jurusan difakultas pun orangtua masih mengintervensi . Sehingga tidak jarang pemilihan jurusan tidak dilatar belakangi kepentingan terbaik anak . Berikut hal yang memudahkan anda memebantu anak menemukan sekolah yang tepat : 1.Jangan dahulukan kepentingan gengsi ,apakah karena status negeri dan swasta atau favoritnya sebuah sekolah.Namun pelajari riwayat kompetensi anak dan ajak dia bicara. Serta jelaskan alasan anda memilihkan sekolah tersebut. 2.Jarak dari lokasi sekolah ikut menentukan semangat belajarnya. Jangan sampai anak menjadi kelelahan justru dilamanya perjalanan. 3.Kompetensi akademik anak harus dipertimbangk

IKUTILAH JEJAK SANG NABI, WAHAI GURU ! Hari Santoso

Mencermati jejak Sang Nabi dalam mempengaruhi umatnya untuk meyakini kebenaran ajaran Tuhan selalu dimulai dari sifat mulia dan perilaku yang patut diteladani. Artinya Sang Nabi diterima terlebih dahulu pribadinya baru selanjutnya ajarannya. Menggunakan “paradigma” Sang Nabi untuk menarik minat belajar siswa. Para guru patut mempelajari dan mempraktekkannya, karena Sang Nabi sudah terbukti mempunyai kekuatan pengaruh yang luar biasa besar diikuti umat yang tak terhitung jumlahnya hingga kini. Dalam dunia pendidikan, konsep dan kurikulum secanggih apapun tidak akan maksimal hasilnya apabila tidak di dukung SDM yang punya “produktifitas” tinggi, terutama guru yang langsung berhadapan dengan siswa. Guru memegang peranan penting dalam membangun semangat belajar siswa. Kemampuan guru mengenali motivasi belajar siswa utamanya melalui daya tarik sifat dan perilaku guru yang di “idolakan” siswa mutlak harus dikuasai. Beberapa komponen sifat dan perilaku Sang Nabi yang patut diteladani dan dike

Tipe Pendekatan Guru

Jika beberapa guru begitu datang masuk kantor segera memperasipan rancangan persiapan mengajar, mempelajari materi ajar mempersiapkan alat peraga dsb. Lalu pada saat dikelas menjalankan tugas pembelajaran sesuai rencana Namun guru tersebut hanya terpaku dengan pedoman yang baku.Prinsipnya anak bisa tidak bisa harus bisa, jika tidak … belajar dirumah atau mengulang ..!Tidak ada yang salah dengan model task orientation teaching.Jika mau introspesi bagaimana jika anda dalam situasai yang sama sebagai siswa yang tidak memiliki hak berinteraksi…? Ada guru yang demikian menjaga popularitasnya disukai wali murid dan siswa.”kenapa mesti membuat susah siswa , murah sedikit dalam nilai kan menyenangkan banyak pihak “. Perilaku ini bukan kurang baik , lantas apa artinya kompetensi siswa dalam evaulasi. Jika ingin koreksi diri , bayangkan jika anak anda menghadapi resiko yang mempertaruhkan keselamatannya, lalu dalam rekomondasi pelatihnya dia tidak layak melanjutkan, apakah anda memaksanya? D

Potret Remaja Kita

Gambar
Tingkah laku remaja masa kini sangat beragam,lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengakomodasi keragaman mereka ? Berbagai penyuluhan pencegahan narkoba, seks bebas dll. Diperuntukan bagi remaja.Hal ini artinya remaja memang rentan terhadap perilaku yang membahayakan diri dan masyarakat.Seperti ; merokok, penyalagunaan ICT, seks bebas,kriminalitas , napza,tawuran pribadi tertutup ,terlalu sensitif , jauh dari orang tua secara fisik dan emosi serta mengacuhkan nilai nilai agama.Kenyataan ini tidak boleh kita ingkari,bagaimana jika mereka itu anak-anak kita atau siswa kita ? Remaja, pesimis akan masa depan nya sendiri,acuh terhadap tugas sekolah. Dikarenakan mereka mengalami sendiri kepahitan hidup ,sehingga harus memilih mempertahankan hidup dari pada sekolah.Atau mereka berada dalam lingkungan yang bukan “sahabat anak” ditambah hasrat besar untuk bisa hidup enak . Maka hidup instan adalah alternatif pilihan. Fenomena ABG jual diri tidak boleh kita pungkiri.Mereka adalah anak dan

KEMAMPUAN INTRA PERSONAL PADA DIRI ANAK

Gambar
Setiap anak mempunyai kemampuan untuk memahami diri, memikirkan apa yang akan di lakukan, mempunyai reaksi diri, mengarahkan diri dan instrospeksi (Tahu diri dan kendali diri) dalam teori multiple intelegent duisebut kemampuan intra personal. Kecerdasan ini bukan milik orang dewasa yang memilikinya saja tetapi anak-anak juga memilikinya, jika distimulasi sejak dini dengan tepat. Anak akan mengetahui etika dengan tepat dapat melakukan aktivitas kretaif dan produktif selain itu anak mampu mengakui kesalahannya dan memiliki kejujuran meskipun kadang-kadang bersikap agak pendiam dan pemalu. Seseorang biasanya bergerak tidak jauh dari apa yang tidak diketahuinya namun bila dia memperoleh pegangan batin dia akan mampu mengendalikan keinginannya. “Meskipun dirumah seorang anak menjadi kebanggaan ortunya tapi bila bersama teman temannya ia tidak membanggakan kemampuannya dan tidak menuntut teman-nya memperlakukan hal yang sama, seperti hal-nya kedua orang tuanya.” “Seorang anak menjadi penas

MENDAMPINGI ANAK MENERIMA KEKALAHAN

Gambar
Penerimaan hasil belajar dari sekolah adalah merupakan saat-saat yang ditunggu para orang tua murid yang ingin tahu hasil nilai dengan berbagai macam perasaan dikeluarkan. Ada yang sangat bergembira karena anaknya mendapatkan nilai sesuai harapan bahkan sangat mengejutkan. Sejumlah sanjungan pujian dan janji berbagai hadiah bakal diberikan kepada anaknya.Sekaligus tidak cemas bahkan sudah siap untuk dipamerkan kepada koleganya. Sementara apabila prestasi belajar anaknya tidak memenuhi standart nilai yang diharapkan maka kekecewaan, kecemasan berbungkus cacimaki celaan, sumpah serapah bahkan tidak jarang hukuman fisik disiapkan. Padahal anak sendiri tak kalah malu, sedih merasa gagal, perasaan kalah, serta merasa diri tidak berharga, karena merasa tidak dapat membanggakan orangtua-nya serta tidak dapat memenuhi harapan lingkungannya. Pada saat seperti ini orang tua harus mulai peka, bahwa kekalahanya kali ini selayaknya menjadi hikmah untuk mengukir masa depan lebih baik: 1. Anak

GURU ITU BISA (SENGAJA) BERSALAH

Gambar
Seorang anak SD kelas IV lari menuju ibunya sambil membawa rapor kenaikan kelas. Dengan sedikit terisak ia menunjukkan angka 6 pada nilai mata pelajaran menggambar dan angka 8 pada nilai rata – rata kelas untuk mata pelajara itu. Diiringi rasa sedih ia mengeluh “mama nilai menggambarku tidak pernah di bawah angka 8, bagaimana bisa begini !”. Mendengar kata – kata itu. Wajah ibu mendadak memerah dan ia menjawab, “Sebentar anakku melihat komposisi nilaimu 6 dan 8 pada rata – rata kelas rasanya ada yang keliru dari gurumu sebab sangat tidak mungkin ! Tunggu yah ibu akan segera kembali ke sekolahmu untuk minta penjelasan”. Sang anak akhirnya menjadi tenang dan berlalu meninggalkan ibunya. Setiap manusia apapun latar belakangnya termasuk guru pasti bisa melakukan kesalahan. Sedangkan kesamaan dalam melakukan kesalahan yang mendasar : lalai, lupa dan sengaja. Kelemahan ini seringkali diabaikan oleh orang tua siswa. Mereka “terbiasa” berpikir negative terhadap guru, bahwa guru bekerja dengan

SERTIFIKASI GURU DAN PERUBAHAN SIKAP MENTAL BARU

Gambar
Seorang wali murid yang anaknya “pesimis” tentang hasil kegiatan sekolah bertanya kepada sayam, apakah dengan sertifikasi guru akan meningkatkan kualitas out put anak didik ? Jawaban saya, sederhana saja, kita lihat saja nanti. Dengan catatan tidak akan ada perubahan secara signifikan yang terjadi jika sikap mental guru professional sebagai pegawai dengan budaya “menurut petunjuk” itu tidak dirubah, mengapa begitu ? Karena sikap mental merupakan motor penggerak yang mendominasi jalan pikiran dan tindakan untu menghasilkan kinerja. Tanpa adanya perubahan terhadap hal itu, maka sulit mengharapkan mendapatkan hasil yang optimal. Lebih parahnya lagi budaya “menurut petunjuk” itu sudah melekat lama dalam diri seorang guru. Jika tidak ada penghayatan makna kerja “professional” sebagai guru, maka sikap mental tradisional itu akan terus tertanam. Padahal tuntutan dunia pendidikan demikian canggih dan telah berubah pesat. Senioritas atau tingginya jabatan guru semestinya diiringi juga semakin

MENDIDIK IS CINTA

Gambar
Kalimat diatas bukan slogan untuk memperingati hari kasih sayang atau judul novel dan sebuah film melainkan tema yang saya ambil saat di plot sebagai motivator untuk ikut memberikan materi dalam workshop KTSP para guru yang tergabung dalam MGMP di aula salah satu SMP Negeri, beberapa waktu lalu. Kenapa CINTA ? Karena saya tahu workshop itu diadakan dalam rangka meningkatkan pemahaman guru tentang KTSP yang lebih bersifat pada pengembangan hard skill. Sebagai penyeimbang soft skill sengaja saya pilih tema “cinta” yang saya angkat. Tidak dapat dipungkiri dari jaman dulu hingga sekarang, siapa pun dimana pun dan kapan pun orang butuh yang namanya cinta. Termasuk seorang guru tidak boleh mengingkari dirinya juga membutuhkan cinta. Di rumah dia buth cinta istri / suami dan anak – anak. Di sekolah dia butuh cinta dari kepala sekolah, rekan, siswa dan jajaran aparat. Dari masyarakat dan pemerintah dia juga butuh cinta. Dan sudah menjadi hukum alam “siapa menabur benih dia menuai buah”. Demiki

Orang Tua Suka Mengajarkan Hal Yang Tak Disukainya.

Gambar
Tidak suka anaknya mencela ,tapi dibesarkan dalam suasana caci-maki.• Tidak suka anaknya melawan, tapi anak dimusuhi dan terkadang diserang secara agresif. Tidak suka anaknya minder ,perlakuan orang tua selalu menghina. Tidak suka anaknya mudah putus asa,orang tua justru mengajarkan ketidaksabaran dan ketergesa-gesaan untuk berhasil. Tidak suka anaknya tidak memperhatikan dan mendengarkan nasehatnya,tapi pada saat menasehati anaknya memberikan contoh caranya tidak mendengar dantidak memperhatikan ,dengan cara tidak mendengarkan dan memperhatikan yang diutarakan , bagaimana bisa berbicara tepat kalau tidak mendengar ? {karena tidak tahu permasalahannya.} •More parents still stres children obidience toward them. •You cannot teach what you know,you cannot teach what you will,you only teach what you are. • 72,3 % orang tua marah bila ditegur anaknya.67,4% anak punya keberanian menegur orang tuanya.

GURU PROFESIONAL, IDEAL DAN FAVORIT, IDOLA SISWA

Gambar
Saat seorang guru mengajar dikelas, sudah bukan saatnya berpikir bagaimana materi pelajaran harus selesai tepat waktu. Jauh dibalik itu, mereka harus berpikir bagaimana tampil “berkesan” dihadapan siswa. Selama periode siswa berinteraksi dengan guru, belum tentu hanya satu jenis metode pendekatan yang bisa dilakukan agar siswa menguasai pelajaran tapi segala macam pendekatan bisa dilakukan. Mengajar yang hanya ditujukan untuk “menjejali” pengetahuan guna membuat anak menghapal pelajaran, misalnya. Hal itu sebagai kegiatan belajar mengajar yang sulit dicerna, mengingat beragamnya siswa dalam kognitip (IQ) dan daya serap. Karena itu mengajar secara “pukul rata” kepada semua siswa tanpa membedakan dalam hal perilaku (motivasi) belajar, bisa dianggap membuang waktu belajar. Siswa harus dianggap sebagai mitra dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Seorang guru yang diidolakan setiap siswa dapat membedakan kategori siswa yang harus dibedakan satu dengan yang lain. Siswa “cerdas” adala
Suhartini, Spd (bukan nama sebenarnya) adalah guru SMP swasta di salah satu kota di Jawa Timur. Pernah berkata “Lebih baik menjadi guru yang disukai daripada ditakuti siswa, karena kewibawaan pendidik justru di dapat dari sana”. Seorang guru yang ingin dalam kegiatan pendidikan harus berwibawa agar tidak diremehkan siswa. Prose Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi efektif bilamana siswa tidak dalam situasi tertekan dan di bawah bimbingan guru yang “dihormati”. Kunci pembuka pintu kewibawaan seorang pendidik gar mendapat “kepercayaan” siswa apabila memiliki unsur dapat diterima yang tinggi oleh siswa. Seperti yang dialami oleh Ibu Suhartini pada saat di sekolahnya akan mendapat giliran proses akreditasi, semua guru sibuk mengumpulkan berbagai laporan administrasi tentang “kegiatannya” sendiri. Sementara itu Ibu Suhartini sibuk menata ruang guru agar kelihatan sedap di pandang. Tanpa di perintah beberapa siswa ikut membantu dengan senang hati hinghga selesai dan Ibu Suhartini dapat me

SERBA SALAH MENJADI GURU

“Menjadi guru saat ini, serba salah! Semua tindakannya selalu menjadi sorotan semua pihak mulai dari siswa, orang tua masyarakat sampai pemerintah”. Itulah keluhan beberapa guru yang saya temui saat berkunjung disekolahnya. Guru dan sekolah selalu menjadi “tertuduh” telah mengadakan berbagai pungutan tanpa kejelasan efektifitas kegunaannya pada hasil kegiatan pembelajaran siswa. Sejak ada bantuan operasional sekolah dan bantuan lainnya sekolah justru semakin kesulitan dalam pembiayaan karena bantuan baru cair beberapa bulan setelah kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Mayarakat yang terlanjur terbangun persepsinya biaya sekolah itu gratis membuat banyak orang tua enggan peduli mengeluarkan biaya untuk kepentingan pendidikan anaknya baik senagai donator atau untuk pembelian buku dan kebutuhan sekolah lainnya. Bahkan benar – benar menyerahkan kewajiban dan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya kepada guru di sekolah. Tugas guru menjadi semakin berat dengan adanya berbagai “t

PROGRAM “EDUKASI” ORANG TUA / WALI MURID

“Kami tidak tahu bagaimana mendampingi anak belajar di rumah ?”. Itu adalah pertanyaan yang sering saya terima ketika mengadakan “Road Show” seminar pendidikan keluarga “Smart Parenting” ke sekolah – sekolah. Banyak orang tua siswa mengeluh tidak memiliki pengetahuan yang memadai “dinia” sekolah anaknya mulai dari membentuk anaknya dalam memahami mata pelajaran yang terlalu “canggih” sampai perkembangan psikologi anak. Acara itu memang saya “dedikasikan” dalam rangka membantu sekolah untuk sosialisasi tentang peran aktif orang tua mendampingi anak belajar di rumah dan menggugah kesadaran mereka untuk meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan anak di sekolah sekaligus mencegah anak putus sekolah karena ketidak pahaman orang tua tentang arti penting pendidikan. Mengingat sasaran acara ini adalah masyarakat kelas status ekonomi sosial menengah ke bawah yang masih awam tentang “seminar”, maka saya, Rapendik dan pendukung lainnya sepakat tidak menarik biaya untuk peserta dan sekolah. Deng

MENDAMPINGI ANAK MENERIMA KEKALAHAN

Penerimaan hasil belajar dari sekolah adalah merupakan saat-saat yang ditunggu para orang tua murid yang ingin tahu hasil nilai dengan berbagai macam perasaan dikeluarkan. Ada yang sangat bergembira karena anaknya mendapatkan nilai sesuai harapan bahkan sangat mengejutkan. Sejumlah sanjungan pujian dan janji berbagai hadiah bakal diberikan kepada anaknya.Sekaligus tidak cemas bahkan sudah siap untuk dipamerkan kepada koleganya. Sementara apabila prestasi belajar anaknya tidak memenuhi standart nilai yang diharapkan maka kekecewaan, kecemasan berbungkus cacimaki celaan, sumpah serapah bahkan tidak jarang hukuman fisik disiapkan. Padahal anak sendiri tak kalah malu, sedih merasa gagal, perasaan kalah, serta merasa diri tidak berharga, karena merasa tidak dapat membanggakan orangtua-nya serta tidak dapat memenuhi harapan lingkungannya. Pada saat seperti ini orang tua harus mulai peka, bahwa kekalahanya kali ini selayaknya menjadi hikmah untuk mengukir masa depa

IJINKAN AKU BERSALAH

“Kerjakan tugasmu jangan sampai ada yang salah”, ucapan sangat serius dari seorang guru yang sedang mengajar di kelas. Hal ini seperti menciptakan situasi cemas dalam diri setiap siswa, padahal “kondisi” psikologis siswa amat menentukan keberhasilan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Terlebih lagi bila seorang siswa mengalami kegagalan dalam mengerjakan tugas, tidak jarang cacian yang diterima siswa. Banyak siswa mengalami “trauma berkepanjangan” hingga sampai dewasa. Kalau sudah begini maka upaya motivasi terbaik sekalipun untuk keberhasilan belajar akan sia – sia. Sudah pasti hubungan emosi yang erat antara siswa dan guru menjadi berantakan. Serangkaian cacian dan kebiasaan tidak menghargai “proses” upaya anak belajar mencapai keberhasilan adalah bentuk ketidak terampilan guru dalam mengelola emosi. Biasanya merupakan manifestasi dari berbagai persoalan yang menekan pribadi guru dan tidak mampiu diselesaikannya.  Berberapa “himpunan” persoalan yang menjadi penyebab kecemasan gur

Stres itu Spirit

 Problematik kehidupan pasti menimpa semua orang ,tak terkecuali aku. Kadang persoalan itu membebani pikiran dan memporak porandakan persaanku.Itu respon ku terhadap persoalan. Katanya itu yang disebut Stres.Tapi jika itu dibiarkan tidak hanya merusak pikiranku tapi juga kesehatanku. Menjelang tengah malam saat hendak memejamkan mata untuk tidur,ku coba untuk merenungi kembali apa yang terjadi.Setelah terpikir kembali bahwa tidak ada gunanya memaksakan kehendak, atas sebuah kenyataan yang tak bisa diubah.Maka ikhlas menerimanya bisa menjadi obat derita. Aku mulai mengerti mengapa persolan itu ada, yaitu supaya aku lebih pintar,lebih bijak dan lebih dewasa.Ternyata stres itu spirit ! Tak pantas untuk dihindari,karena stres pasti ada.Bagaimana dengan anda ?

Pendidikan Semestinya Memberdayakan

Pedidikan adalah sebuah aktivitas yang telah berlangsung berabad - abad.Namun persolaannya tidak pernah selesai selesai hingga sampai saat ini.Apakah mungkin pendidikan tidak pernah menyelesaikan sediri persoalan? Diblog ini saya mencoba menuturkan pengamatan saya tentang dunia pendidikan.