Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Hukum Pareto Dalam Pembelajaran.(Psiko -Mark – Teaching )

Gambar
Pada saat saya berkunjung ke salah satu SDN dikawasan Surabaya Timur,saya mendengar suara seorang guru yang cukup keras terdengar sampai keluar kelas. ”masak anak satu kelas begini hanya satu yang bisa ,padahal kan bapak terangkan berulang ulang” . Sambil tersenyum saya melayangkan memori saat kuliah manajemen   program master selepas   menyelesaikan   ilmu psikologi ,seorang Doktor yang menerangkan p rinsip Pareto atau Aturan 80/20 dalam bidang manajemen ,utamanya distribusi pendapatan dikelas saya waktu itu . Pareto lengkapnya   Vilfredo Pareto ,seorang pakar ekonomi dan sosiolog abad 19.Beliau orang yang menemukan rumus Pareto .Bukan itu saja Pareto juga menganalisis masalah ekonomi berdasarkan rumus matematika.Seperti pada akhir tahun 1800 an ,ia mengamati bahwa 80% tanah di Italia dimiliki   oleh hanya 20% penduduk saja,dsb.Saya mencoba mengaitkan dengan pembelajaran di sekolah.seperti contoh diatas bahwa hanya satu anak yang bisa dan memahami pelajaran yang bisa me

Ketrampilan Emphati Guru SD

Gambar
“Student needs to understand that frustration and weariness are to be expected when learning new things”. Journal Of Applied   Behavior Analysis, “Saya nggak bisa bu jangan saya,yang lain saja,nanti kalau gagal bagaimana….!” Seorang siswa kelas IV menolak anjuran gurunya untuk tampil dalam lomba pidato yang diselenggarakan UPTD setempat.Sebagai guru SD tentu dituntut memiliki pengertian dan emphatic untuk membantu anak mengatasi kecemasannya dengan juga menguatkan   hati anak bersangkutan. “ saya tahu kamu cemas tapi jangan kuatir ada ibu yang membantumu untuk bisa mengikuti lomba itu,ibu melihat kamu memiliki potensi untuk menjadi juaranya.. ‘ Anak usia SD   sekitar 6-12 tahun memiliki kecakapan intelektual dan emosional tentang sadar akan dirinya sendiri termasuk kompetensinya. Mereka memahami kekurangan dirinya sendiri.Seringkali anak yang kurang percaya diri adalah akibat trauma atau kecewa atas kegagalannya masa lalu. Apalagi jika orang tuanya memperkuat kekecewa