Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Guruku Sebagai “Coaching” Saat Menjelang Ujian Nasional

Gambar
’Layaknya pelatih basket ,saat kompetisi, pak Sugeng guru Bimbingan Konseling memberikan penyemangatan bagi murid muridnya untuk tidak putus ,belajar lebih giat walaupun try out UN sekolah kami masih jauh dari harapan,.kami kami bersemangat untuk belajar lebih giat…Itulah penuturan beberapa siswa /siswi SMP Guru yang bertindak sebagai coaching adalah guru yang bisa memberikan inspirasi kepada siswanya untuk memaksimalkan upaya belajar sekaligus memotivasi proses kreatif dari para siswanya.Disinilah peran guru untuk menggali kesulitan yang dihadapi siswa amat dibutuhkan sekaligus mendorong siswa untuk menemukan langkah strategis yang belum dilakukannya.Selanjutnya menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab berikut dukungan dan umpan balik.Guna kepentingan terbaik bagi prestasi siswanya. Dalam membekali siswa menghadapi tantangan dan kesulitan siswa di masa depan peran guru sebagai coach amat penting dan kemampuan ini amat dibutuhkan siswa dalam membangun kompetensinya. Inila

Guruku Tegas Tapi Kami Menghormati

Gambar
Guruku yang satu itu sepertinya satu diantara seratus,beliau tidak pernah telat bahkan satu jam sebelum kegiatan sekolah dimulai sudah datang,kadang kalau pulang sampai malam jika ada pekerjaan yang belum rampung yang paling aku suka ketegasan nya untuk membuat disiplin itu diberikan melalui contoh yang dilakukannya ,Sepertinya beliau berbuat seperti apa yang ia ucapkan kank. .walaupun tegas kami menghormati kok karena demi kebaikan kita semua”. “Awalnya banyak siswa yang sinis terhadap ketegasan beliau karena komentar yang dilontarkan kadang pedas sehingga tidak jarang siswa yang merasa berbuat salah pasti tersinggung.namun nampaknya pelajaran yang diberikan adalah agar kami menerima kenyataan dan agar kami memiliki emosi yang cerdas ,termasuk marah yang konstruktif karena itu bagian dari sisi manusiawi. K ami pada akhirnya kami menyadari karena yang disampaikan adalah fakta yang berguna bagi di masa depan.” “ Sekalipun tegas dan disiplin namun beliau memiliki kemampuan memb

Hukum Pareto Dalam Pembelajaran.(Psiko -Mark – Teaching )

Gambar
Pada saat saya berkunjung ke salah satu SDN dikawasan Surabaya Timur,saya mendengar suara seorang guru yang cukup keras terdengar sampai keluar kelas. ”masak anak satu kelas begini hanya satu yang bisa ,padahal kan bapak terangkan berulang ulang” . Sambil tersenyum saya melayangkan memori saat kuliah manajemen   program master selepas   menyelesaikan   ilmu psikologi ,seorang Doktor yang menerangkan p rinsip Pareto atau Aturan 80/20 dalam bidang manajemen ,utamanya distribusi pendapatan dikelas saya waktu itu . Pareto lengkapnya   Vilfredo Pareto ,seorang pakar ekonomi dan sosiolog abad 19.Beliau orang yang menemukan rumus Pareto .Bukan itu saja Pareto juga menganalisis masalah ekonomi berdasarkan rumus matematika.Seperti pada akhir tahun 1800 an ,ia mengamati bahwa 80% tanah di Italia dimiliki   oleh hanya 20% penduduk saja,dsb.Saya mencoba mengaitkan dengan pembelajaran di sekolah.seperti contoh diatas bahwa hanya satu anak yang bisa dan memahami pelajaran yang bisa me

Ketrampilan Emphati Guru SD

Gambar
“Student needs to understand that frustration and weariness are to be expected when learning new things”. Journal Of Applied   Behavior Analysis, “Saya nggak bisa bu jangan saya,yang lain saja,nanti kalau gagal bagaimana….!” Seorang siswa kelas IV menolak anjuran gurunya untuk tampil dalam lomba pidato yang diselenggarakan UPTD setempat.Sebagai guru SD tentu dituntut memiliki pengertian dan emphatic untuk membantu anak mengatasi kecemasannya dengan juga menguatkan   hati anak bersangkutan. “ saya tahu kamu cemas tapi jangan kuatir ada ibu yang membantumu untuk bisa mengikuti lomba itu,ibu melihat kamu memiliki potensi untuk menjadi juaranya.. ‘ Anak usia SD   sekitar 6-12 tahun memiliki kecakapan intelektual dan emosional tentang sadar akan dirinya sendiri termasuk kompetensinya. Mereka memahami kekurangan dirinya sendiri.Seringkali anak yang kurang percaya diri adalah akibat trauma atau kecewa atas kegagalannya masa lalu. Apalagi jika orang tuanya memperkuat kekecewa

Penelitian Tindakan Kelas, Bukti “Sense of Responsibility” Guru (Unconsciousness in competence pada siswa)

Gambar
        “ Saya jadi bingung kalau fisika diajar pak Anu sudah ngajarnya ngomong sendiri,nggak perhatian siswa ,pokoknya ngerti nggak ngerti harus ngerti,kalau begini terus bisa gawat ini..” seorang siswa kelas XI mengeluh.   Penelitian Tindakan Kelas semestinya dipergunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara praktis   berkesinambungan agar setiap guru memiliki kepekaan terhadap perilaku belajar setiap anak didiknya didalam kelas.    Mengingat banyak guru   kurang efektif dalam menghadapi keluhan siswa dalam kesulitan belajarnya. Padahal keahlian seorang guru untuk mengamati,mengenali dan mendeteksi learning signal dari siswanya yang mengatakan..”saya sudah mengerti”. dari   mata   , bahasa tubuh,   pertanyaan dan   keluhan siswa   sangat dibutuhkan. Beberapa keluhan yang patut dikenali guru sebagai berikut: Pertama ,bila siswa yakin bahwa dirinya   tidak tahu dan tidak bisa,maka biasanya ia akan   mencari rasa aman dengan menghindari pert