INSIGHT

Pendidikan Karakter di Sekolah Dari Abdullah bin Mas’ud ,ia berkata kepada para bapak tentang bagaimana memperlakukan anak anak mereka:”Biasakanlah mreka dengan perbuatan baik karena sesungguhnya kebaikan itu (karakter ) itu dengan membiasakannya.”(At tarbiysh An nabawiyah Lith-thifli ) Kementrian Pendidikan Nasional mentargetkan 2014 ,seluruh satuan pendidikan mengembangkan pendidikan karakter . Saya pikir perlu kita dukung,maka sejak kini pembiasaan pembiasaan disekolah harus sudah dimulai. Sedangkan siapa pelopornya tentu saja Guru ,mengingat bahwa guru harus menjadi teladan,konselor dan motivator.Keteladanan tercermin dari “ ing ngarso sung tuladha’ ,konselor “ ing madyo mbangun karso “dan Motivator “ tut wuri handayani ”.Semestinya filosophi pendidikan ini bukan sekedar jargon tetapi ruh dari semangat “pengabdiannya “. Sedangkan karakter sendiri merupakan kepribadian dari setiap orang termasuk guru.Pakar psikologi Klages dan Lersch berpendapat bahwa karakter adalah keseluruha

Guru Yang Amanah Masa depan bangsa ini bergantung dari mutu siswa saat ini. Sedangkan mutu siswa saat ini sangat bergantung dari mutu para pendidiknya khususnya guru. Mengingat masyarakat memberikan kepercayaan /amanah atas masadepan anak nya kepada sekolah yang menjadi tanggung jawab dari para guru. . Sedangkan tantangan didunia pendidikan dan tantangan kemajuan zaman makin mencengangkan. Sekali kita ketinggalan “ peradaban’ s aat itu juga powerless .Aakibatnya bisa saja anak anak kita tidak pernah menjadi tuan di negaranya sendiri. Apa saja syarat menjadi guru yang amanah ? 1.Guru ibarat ulama sedangkan ulama sendiri adalah : “al alimu huwa ‘amalu bil ilmihi .”. Artinya orang cerdas yang mengamalkan ilmunya.mengacu pada logika ulama maka profesionalitas adalah implementasi kongkrit dari kombinasi kompetensi pedagogic,akademik ,kepribadian dan kompetensi social. Jadi profesionalitas guru terukur dari pengamalan keempat kompetensi tersebut dan bukan setumpuk porto folio yang tidak me

Edukasi 3.0 Apabila anda berpikir bahwa sekolah dan pendidikan hanya mengahsilkan angka akademik maka anda hanya sampai pada edukasi 1.0.Mengingat pendidikan yang hanya menghasilkan angka akademik pada akhirnya akan teruji kebutuhan pasar yang kian dinamis..Munculnya tingkat penganguran dikalangan lulusan pendidikan tinggi . menunjukan bahwa angka akademik tidak mampu mengahdapi tantangan zaman. Edukasi 2.0 merupakan upaya melengkapi anak didik dengan berbagai ketrampilan agar lulusannya kelak memiliki life skill yang memadai.Terbukti SMK dikembangkan sedemikian rupa & program ketrampilan di berbagai perguruan tinggi di uji cobakan denagan harapan lulusannya siap kerja. Tapi kenyataannya masih juga belum mampu mengatasi ledakan pengangguran. Edukasi 3.0 bukan sekedar membekali siswa dengan aneka pengetahuan dan ketrampilan melainakan semestinya mengkondisikan siswa berani mengahdapi kenyataan dan tantangan hidup. Motivasi dan Etos Kerja Guru dan tenaga pendidik semestinya ber

Ajari Anak Asertif saat Pacaran. Cinta bisa membawa kemjuan bagi perkembangan anak tapi juga banyak yang menjadi malapetaka bagi anak kita. Karena jatuhcinta bisa membuat orang tidak mengenali akal sehat termasuk kaadaan yang dapat mengancam dirinya.Pacaran diusia anak sekolah bisa hal wajar jika taraf pacarannya adalah pertemanan antar lawan jenis. Namun pacaran juga bisa mengahancurkan masa depan mereka. Karena itu peran kedekatan komunikasi dan asertif bagi anak adalah penting . Inilah perilaku asertif yang perlu dilatihkan kep[ada anak yang telah berpacaran : 1. Ajari anak anda untuk punya prinsip hidup seperti tidak ada ciuman dan sentuhan fisik saat pacaran sehingga dia berani berbeda denagan pendapat orang pacaran kebanyakan. Karena prinsip remaja pacaran sekarang pacaran tanpa ciuman itu hambar. 2. Dorong anak anda untuk berani melawan dan marah jika pacarnya mengajak anak anda keluar dari nilai nilai yang dianutnya tanpa takut ditinggalkan pacarnya. 3. Kuatkan mental anak

Konsep Diri Anak Ketika anak anda merasa tidak sanggup untuk mengahadapi tantangan ujian masuk kerja karena merasa tidak bakalan diterima dan tidak pantas bekerja ditempat itu. Padahal peluang kesana makin masih ada ..anak anda sebenarnya mengalami krisis rasa Percaya Diri.sedang kan dasar dari rasa percaya diri itu adalah cara pandang seseorang terhadap diri sendiri atau yang sering disebut Konsep diri. Konsep diri terbentuk karena proses pengasuhan,pendidikan,nilai yang diharapkan dan kenyataan yang dihadapi. Konsep diri yang terbentuk dari pengasuhan adalah konsep diri yang didapat dari perlakuan orang tua atau pengasuhnya sejak kecil. Jika mereka memberikan perlakuan yang positip maka biasanya anak memiliki konsep diri yang positip Contoh jika ortunya memberi kepercayaan anak untuk berani mencoba tanpa takut salah. Maka anak memiliki konsep diri berani mencoba dan tak takut salah sehingga dia memiliki daya saing yang optimal. Berikan pengasuhan kepada anak anda tanpa menjatuh

Mengingat tugas utama Pengawas Sekolah adalah menilai dan membina sekolah sebagaimana tercantum dalam Keputusan MENDIKBUD RI NO 20/U/1998:Pengawas sekolah adalah yang diberi tugas ,tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan penilaian dan pembinaan dari sisi tehnis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah ,sekolah dasar dan sekolah menengah. Maka BMPSM semestinya menjadi organisasi yang competitive dalam mengembangkan mutu persekolahan di Jawa Timur. Harapan di masa depan kemampuan para Pengawas Sekolah bukan hanya di seputar penilaian dan pembinaan fungsi SDM hanya sebatas pada fungsi administrative.Maka peranan BMPSM Jatim dapat meningkatkan kualitas Pengawas Sekolah menjadi berfungsi sebagai Strategic Partner , Administrative Expert ,Employee Champion dan Change Agent . Strategic Partner Aktivitas yang dilakukan sebagai partner strategis sekolah adalah menjadi mitra sekolah dalam mengembangkan SDM (Kepala Sekolah /Guru )

Gaya Belajar Siswa Convergent " Inna kulla sya’iin khalaqnahu biqadarin " “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran ‘. Qs Al-_Qamar :49 Jika anak/ anda sangat menyukai pelajaran IPA terutama yang berkaitan dengan rumus rumus atau pelajaran Akuntasi dengan tabel data statistiknya. Memiliki analisa pemecahan masalah berdasar teori dan konsep yang dihapal nya . Anak /siswa anda memiliki gaya belajar Convergent. Sedangkan ciri gaya belajar Convergent sebagi berikut; lebih banyak menggunakan fungsi otak kiri seperti kemampuan analisa kemamapuan memutuskan,focus pada satu kesimpulan dan lebih suka pada bidang pekerjaan yang bersifat tehnik dan science daripada social. Maka kepada anak yang memiliki gaya belajar convergent sebaiknya menstimulasi dengan peningkatan pengembangan teori,memberikan kesempatan praktikum atau berkreasi dengan hal hal baru(penemuan) .Dikarenakan sifatnya yang keras ,terus terang ,logis dan cenderung pendiam. Maka mendorong siswa untuk b