Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Manajemen Kehumasan Sekolah: 4 Kiat Sekolah Swasta Hindari Kebangkrutan (Sepi Peminat)

Gambar
                                                                          Sekolah bangkrut mungkinkah..?, mengingatkan saya pada kejadian beberapa waktu lalu, saya didatangi kepala sekolah , wkasek humas dan wakasek kurikulum untuk mendesain sebuah workshop pengembangan SDM pendidik , dua minggu kedepan. Mereka bercerita tentang tepatnya curhat tentang “kondisi” yang tidak kondusif di sekolahnya. Oleh karena itu saya meminta waktu beberapa hari untuk “memotret” situasi dan kondisi sekolah dengan menyebar angket kepada guru dan siswa, tujuannya sederhana mengukur persepsi proses pembelajaran di sekolah bersangkutan. Sebelum workshop berlangsung sekaligus materi kongret untuk perbaikan mutu kinerja. Hasilnya mengejutkan dari sisi guru , 

Manajemen Kehumasan Sekolah: Karakter Cinta Lingkungan Sebagai Positioning dan “Brand Image” Sekolah

Gambar
     Kank Hari , Motivator Peningkatan SDM Bidang Perikanan dan Kelautan Sekelompok siswa menuntun sepeda motornya memasuki lahan parker sekolah yang atapnya merupakan”tenda” pepohonan hasil sumbangan alumni beberapa tahun lalu menambah asri pemandangan SMAN 1 Dampit Malang . Menciptakan suasana sejuk dan nyaman bagi saya yang berkunjung ke   sekolah ini. Sama seperti sekolah sekolah yang sengaja membangun karakter peduli lingkungan , mereka mengedukasi peserta didik dan membangun berbagai kegiatan berbasis lingkungan. Namun yang membedakan di SMAN 1 Dampit Malang ini adalah menempatkan peduli lingkungan sebagai “positioning” pelayanan pendidikan disekolah itu dengan menetapkan diri sebagai sekolah Adi Wiyata, sebagai “ brand association “sekolah.   Dan tentu saja upaya yang dilakukan ini banyak menghasilkan prestasi dibidang lingkungan.

Manajemen Kehumasan Sekolah: 6 Kiat Meningkatkan Citra Mutu Kinerja Pendidik

Gambar
                            Kank Hari , Motivator Diklat Humas Sekolah Indonesia Citra mutu kinerja pendidik adalah kunci setiap program pembelajaran pada satuan pendidikan disekolah yang ingin menciptakan prestasi dan daya saing sekolah, agar mendapatkan trust dan support dari “stakeholder ”. Namun mengelola citra sekolah dengan beragam perilaku sdm membutuhkan perencanaan strategis, kepercayaan dan waktu yang tidak sedikit. Guna mewujudkan cita cita mulia sekolah mewujudkan visi dan misi serta citra pelayanan public yang positif , maka semua elemen penyelenggara pendidikan di sekolah harus memiliki komitmen dan kesungguhan menjalankan sesmua kesepakatan yang telah diputuskan.

4 Faktor Penting Pembelajaran Meningkatkan Daya Serap dan Kompetensi Siswa

Gambar
Kank Hari , Workshop Competitive Strategic Planning Tak dapat dipungkiri bahwa proses “membelajarkan” siswa adalah proses yang harus dilalui guru dalam menjalankan tugasnya, apapun metodenya apapun medianya. Mengapa..?,   jika siswa merasa justru pembelajaran gurunya tidak membelajarkannya maka yang muncul adalah rasa tidak suka, terbebani dan tidak mendapatkan kompetensi apa apa kecuali sibuk menyelesaikan tugas yang berjibun dari para gurunya. Ujung ujungnya jangankan prestasi dan kompetensi , ngerti saja tidak atas materi yang diajarkan.   Sebagai contoh siswa akan bertanya “kita bisa apa kalau cuma disuruh ngumpulin tugas terus , sementara gurunya nggak pernah ngajari …?”

Melatih Siswa, Kompetensi Interpersonal Untuk Sukses Masa Depan

Gambar
  Kank Hari , Motivator Pendidikan Karakter Membangun hubungan antar pribadi   termasuk keterampilan yang harus selalu ditingkatkan jika peserta didik ingin meraih masa depan yang gemilang baik dalam bermasyarakat, karir   maupun berbisnis. Mereka yang memiliki interpersonal skill   biasanya memilii sikap mental dan perilaku yang dapat mempengaruhi rekan , kawan bahkan lawan untuk membina relasi dengannnya. Dengan demikian sukses lebih mudah diraihnya. Berikut sikap mental yang harus dibiasakan untuk membangun karakter interpersonal peserta didik.

Strategy Penilaian Kinerja Proses Pendidikan di Sekolah

Gambar
Kank Hari, Motivator MSDM Pendidik, PGRI “Sebenarnya UN itu harus diadakan supaya kita tahu bagaimana mutu pendidikan dinegeri ini.!” “Saya pikir UN itu tidak adil karena tidak dapat mengukur mutu sebenarnya dari proses belajar siswa apalagi pendidikan di negri ini kan belum standar..?” Dan masih banyak perdebatan yang tidak ada selesainya dari tahun ke tahun pentingnya UN perlu diadakan atau tidak, dengan berbagai argument yang sama sama “kelihatan” benar dari masing masing kubu dengan pakar dan ahlinya sendiri sendiri. Ujung ujungnya masyarakat hanya bisa melongo sementara siswa sendiri dituntut untuk bisa lebih baik kualitas hidupnya pasca kelulusan dari sisi kompetensi dan daya saing.