Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Strategi Penilaian Berbasis Kelas: Berkonfrontasi Positif Dengan Siswa ,Mengapa Tidak..?

Gambar
“Saat aku SD selalu tiga besar.SMP 4 besar.Kelas 8 turun menjadi rangking 7.terus kelas 9 ranking 9 . Nilai nemku ada 7 nya. Saat memilih SMA negeri aku gagal diterima.Saat aku masuk SMA sebenarnya suka suka.Ini akibat nya . Maka ketika masuk SMA pertama kali,aku frustrasi karena biologiku jeblok . aku pikir bisa seperti saat di SMP,belajar tidak terlalu serius bisa mendapatkan rangking . DISMA selalu ada ulangan mendadak. Sampai suatu saat saya dipanggil guru lantaran belum mengerjakan tugas menulis paper Sejarah darinya.Saya walaupun tidak takut tapi cemas juga. Namun dengan kelembutan seorang “ibu” beliau mampu membantu saya memecahkan masalah; “Ibu nggak ngerti ,kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas ,padahal kan harusnya dikumpulkan senin kemarin dan sudah dua minngu ibu beri waktu ”. “Ya bu ,saya pikir nggak papa tidak mengumpulkan tugas.,saya kan sakit.” (Padahal sakit saya cuma tiga hari ). ‘ Oke,tapi ibu tidak ingin untuk kelengkapan nilai mata pelajaranmu

Inti Sari 10 Harapan Siswa dan Orang Tuanya

Gambar
Harapan Siswa dan Ortunya terhadap Guru dan Sekolahnya; (disusun berdasarkan pengalaman sebagai Konsultan Pengembangan SDM , Motivator Smart Parenting Seminar serta On air Radio sejak 1996). Setiap siswa dan orang tuanya berharap agar sekolah dan gurunya: 1. Hanya memiliki tujuan untuk dapat melayani kepentingan terbaik siswa.Terutama prestasi akademiknya plus prestasi keberbakatan.Maka tidak ada pilihan lain bagi para guru untuk totalitas menjalankan profesi dengan memberikan yang terbaik dari yang anda bisa sebagai guru…saran saya jawablah Amin. 2. Meningkatkan syarat profesionalitas sebagai pendidik maupun penyelenggaraan sekolah. Karena terpenuhinya syarat tersebut maka hasil optimal akan tercapai karena dikerjakan secara professional.Capailah profesionalitas bukan sekedar sertifikasi dan tunjungan ,melainkan professional yang membanggakan semua pihak karena hasil optimal karyanya. 3. Seorang guru harus mampu mengenali “produk”nya artinya kompetensi akademik,