Cara “Merangkul” Keterlibatan Publik (orangtua –siswa) di Sekolah. Case Study : Road show ‘Kank - Hari Parenting Seminar
Cara “Merangkul” Keterlibatan Publik (orangtua –siswa) di Sekolah.
Case Study : Road show ‘Kank - Hari Parenting Seminar
Salah seorang peserta pelatihan Humas Sekolah dari Pacitan mengatakan dalam forum itu :”kank ,ditempat kami untuk mengajak mereka sekolah sulitnya minta ampun ,bukan lantaran bukit curam dan terjal. Tapi kami harus datangi mereka dan jemput mereka untuk mau sekolah ..! Masyarakat disana lebih mementingkan anaknya membantu mereka disawah atu dikebun daripada sekolah yang nggak jelas ahasilnya ,menurut mereka begitu’. Dengan bahasa Jawa yang medok.
Saya pikir kejadian ini bisa merata didaerah pinggiran manapun di wilayah Indonesia,jika orang tua ttidak menyadari arti penting pendidikan khusunya sekolah.Apalagi jika dilatar -belakangi factor “kekurangan” secara ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh asisten professor di Universitas of Texas, Austin AS ,Elliot Tucker –Drob, menunjukan bahwa perbedaan sosioekonomi berpengaruh pada perkembangan kognitif anak dari usia dini…Pasalnya dalam kondisi lebih mampu ,orang tua yang kaya lebih bisa menyediakan sumber pendidikan yang lebih baik dalam meluangkan lebih banyak dengan anak mereka,sehingga memberikan peluang pada kemampuan kognitif anak berkembang (medical news today)
Namun dalam perjalanan saya selama memberikan pelatihan Parenting Education kepada orang tua siswa dikalangan SES menengah bawah:. Ternyata tidak hanya lantaran kemiskinan menjadi penyebab enggannya mereka ikut peduli pendidikan anaknya seperti ;,membaca buku penghubung ,mendampingi anak belajar ,mendampingi anak mengerjakan PR ,menghadiri rapat sekolah bahkan mengambil raport anaknya dsb . Lebih karena memang kesadaran akan arti penting pendidikan anaknya itu sudah memudar bahkan apatis.walaupun pemerintah sudah “mengratiskan “ biaya sekolah. Dari berbagai penelitian bidang pedidikan tremasuk para guru ,kepala sekolah dan penagawas yang mengikuti pelatiahan saya,pertisipasi public di sekolahmasih minim.
Parenting education yang saya adakan memang saya arahkan untuk menggugah semangat peduli pendidikan anaknya disekolah .Sedangkan hasil yang didapat adalah ;orang tua menjadi faham arti psikologi perkembangan anaknya saat sekolah,membiasakan dan menyediakan waktu untuk mendampingi anaknya belajar dirumah , pengetahuan tentang kurikulum sekolah ,kerja sama sekolah dengan orang tua dengan perangkat komunikasi yang ada dsb.Dengan dihadiri 75-85 % peserta dari undangan yang diedarkan dan angket tentang aharapan menyekolahakan anak disekolah bersangkutan . Serta antusiasme yang tinggi saat mengikuti seminar ,saya mengampil kesimpulan (sendiri):”para oaring tua bukan tidak peduli pendidikan anaknya tapi tidak mengerti !)
Dengan demikian keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anaknya disekolah adalah mutlak menjadi “Challenge” bagi pihak penyelenggara ,terutama para guru disekolah tersebut.
Dari hasil “pengamatan” saya tadi, Saya mencoba memetakan beberapa tipikal oarng tua siswa sebagai berikut ;
Pertama , Pasif biasanya nampak dalam perilaku hanya kalau ada panggilan atau rujukan dari sekolah baru mereka itu mau terlibat pada pendidikan anak. Cara menghadapi orang tua seperti ini adalah emebangun keterdaekatan hati . agar orang tua tidak merasa canggung menyampaikan harapannya kepada sekolah. Peran guru kelas ,terutama guru yang disukai anaknya dapat bekerja sama secara harmonis . Guru yang seperti ini ada disekeling kita guru yang disukai siswa juga orang tuanya.
Kedua , Pemimpi ,cirinya dalam rapat /pertemuan wali murid sangat banyak ide idenya bahkan kadang juga tidak masuk akal untuk dipenuhi oleh sekolah itu.Mka tugas guru terlebih kepala sekolah harus mempu meyakinkan orang tipe ini tentang visi misi relaitis yang hendak dicapai disekolah itu.Seperti Nuansa kegiatan yang terarah pada suatu target yang jelas.Perencaaan yang matang dalam setiap kegaiatan yang akan diselenggarakan.
Ketiga Perencana,ide gagasan orisinalitasnya dapat dijabarkan jelas dalam strategi implemantatif . Maka apabila anda menemui orang tua dengan tipe seperti ini adalah denagan mengajak secara langsung dalam event yang diselenggarakan oleh sekolah diberbagai kegiatan pensi,social dsb.
Keempat : Penyokong ,mereka termasuk golongan oaring tua yang memang tidak mau repot denagan akitifitas tehnis namun mereka memiliki tingkat kepedulian yang tinggi . Sebagian orang tua tipikal ini adalah yang suka menyokong /meyumbang secra materi . Namun bisa juga memberikan sumbangan fasilitas serta jarinagan yang mereka punyai. Sekolah khususnya guru harus menguasai knowledge management tentang MBS disekolahnya.
Kelima ,Pelaksana,orang tua tipe ini tidak banyak bicara tapi bahkan tanpa disuruh mereka bergerak sendiri membantu mensukseskan program program sekolah.Sehingga fungsi sekolah hanya sebatas evaluasi dan monitoring arah kegiatan yang dijalankan.karena itu komunikasi effektif harus dikuasai seluruh elemen disekolah itu (guru, kepala sekolah dan staff ).
Keenam ,Inspirator ,orang tua tipe ini sudah semestinya didukung dengan program /terobosan inovasi dalam bidang pengjaran/KBM denagan mengedepankan minat produktif berbasis siswa dan SDM yang dimiliki.Dengan demikian kemajuan sekolah mengalami percepatan sekaligus menaikan image sekolah bersangkutan
Tugas Guru dan Kepala Sekolah bukan hanya mengenali masing masing tipe orang tua siswa melainkan harus mampu mengelola nya guna mewujudkan visi,misi dan strategi sekolah.’: Develop written continuous improvement plans for academic and personal development of pupil, teacher and admin staff. extend these parent and community as desired, Life long learning C21 st.
Komentar
Posting Komentar