The Right to Wrong: Hak Setiap Siswa



“Mengapa kita tidak boleh putus asa ayo kamu , jawab Candy!” ,kata pak Huda guru Agama. Candy yang setengah tidak kosentrasi sambli gelagapan menjawab sekenanya,. “ Anu pak, bunuh diri itu putus asa ..?” Ha , ha ,ha seluruh siswa riuh menertawakan jawaban Candy yang mengantuk berat

“Sudah-sudah …! Candy jawaban mu memang tidak salah. Tapi bukan itu yang bapak harapkan ,sebaiknya kamu cuci muka dulu biar lebih segar.Nanti kamu bisa perbaiki lagi jawabanmu “.Kata pak Huda bijak.

Selama kita masih disebut manusia,rasanya tidak mungkin luput dari kesalahan.Apalagi bagi siswa, kesalahan justru bagian terpenting bagi pengalaman belajarnya.Tapi jika orang tua dan guru merespon kesalahan dengan cara yang salah. Bisa fatal akibatnya.Ambil contoh jika kesalahan menghasilkan celaan dan penistaan dapat menghancurkan harga diri siswa,rasa percaya diri dan kretifitasnya. Siswa takut menyatakan pendapat, bereksplorasi dan ber eksperimen, sehingga mematikan gairah belajarnya. Apalgi jika kesalahan siswa bukan dimaksudkan merusak dan menghancurkan serta menyerang proses kegiatan belajar.

Guru yang bijak, memiliki ribuan pintu maaf. Karena dengan pintu maaf siswa akan selalu terjaga hasrat rasa ingin tahunya,coriousity.Tidak takut mencoba , mencari menemukan sampai berhasil membuat kesimpulan adalah dasar sebuah ilmu pengetahuan.
Mulailah dengan menyingkirkan mind set yang salah yaitu pemaknaan harga diri secara negatip.Siswa yang melakukan kesalahan tidak jarang dianggap “melecehkan”.Sehinga reaksi guru menjadi sensitf dan mudah marah. Siswa yang takut kena marah memilih diam walaupun tidak mengerti.

Kedua, kesalahan siswa tidak selalu identik dengan kegagalan tugas guru mengajar. Bisa jadi faktor internal siswa juga merupakan sebabnya seperti:daya serap kurang, kondisi fsik dan psikis , lingkungan belajar dirumah dll.Tugas guru bukan menyalahkan diri sediri, gagal mendidik siswa. Melainkan mencari dan menemukan akar persoalan sekaligus mendapatkan solusinya.Bagi guru peristiwa ini merupakan pengayaan,social skill enrichment.

Ketiga , Bangun kesadaran bahwa kesalahan adalah hak setiap orang termasuk siswa. Dengan demikian guru memberi ruang keberanian siswa untuk bertanya, bereksplorasi dan penguasaan skill keilmuan yang dipelajarinya.Sehingga tercapai keoptimalan pembelajaran.Ajaklah siswa untuk tidak mengejek dan menertawakan temannya yang bersalah. Melainkan menghargai upayanya sekaligus mengambil hikmah.

Keempat, untuk memperkecil kesalahan fatal ,guru seharusnya mengenalkan rambu rambu larangan, berikut penjelasannya. Hal ini dapat mengurangi rasa bersalah guru serta dapat membangun pengertian dan kewaspadaan siswa.
Biarkan siwa mendapatkan kesalahan ,dengan demikian dia akan segera belajar. Secapatnya siswa mendapatkan kesalahan secepat itu pula siswa mencapai penemukan perbaikan . Agar mereka segera mencapai keberhasilannya.

The right to wrong adalah hak siswa , tugas guru mengenalkan upaya perbaikan sebagai jalan menuju kedewasaan dalam pembelajaran. Bagaimana anda menghadapi anak / siswa anda ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT