Mentoring sebagai bukti kompetensi guru
“Bagus , Andi kamu sudah sudah tepat meletakakan grafik itu. Sekarang cari kombinasinya, agar sajian data yang kamu buat agar bisa lebih mudah dimengerti. Besok presentasimu kan dihadiri kepala dinas pendidikan kota, ibu yakin kamu pasti bisa tampil sangat baik.Komentar pak Fatwa yang sedang melakukan tugas mentor kepada siswanya.
Mentor dalam arti umum disebut sebagai penasehat.Bagaimana pun guru dianggap sosok yang lebih tahu dari pada muridnya. Karena guru semesti orang yang ahli yang menguasai ilmunya. Sebagai ahlinya guru dituntut memiliki kecakapan akademis, karena itu tidak boleh berhenti belajar. Jika perlu harus terus melanjutkan hingga S2 & S3. Dengan makin tingginya gelar akademis maka diharapkan makin tinggi pula kecakapan pedagogisnya.
Siswa lebih menyukai guru yang berkompeten dibidang ilmu yang diajarkannya dari pada yang tidak. Kesan ahli membuat siswa menaruh rasa hormat kepada guru sebagai sosok yang bisa diandalkan.
Seorang metor adalah sosok yang berwawasan luas. Keluasan wawasan akan mendorong guru untuk memeiliki kepekaan dalam mengenali siswa. Mulai dari minat, kemampuan ,bakat , gaya belajar , kepribadian, life sytle sampai cita cita siswa.Sehingga guru dapat menasehatkan pengembangan karir pendidikannya.
Siswa teriinspirasi untuk kreatif menciptakan karya karya bermutu.Siswa memiliki tokoh idealnya dalam mengejar prestasi belajarnya. Siswa mempunyai intelegensia yang memadai sehingga dapat menghindarkan diri dari hal hal yang tidak berguna dan merusak masadepannya. Guru yang dikagumi siswanya akan mempermudah siswa bergairah dalam meningkatakan keilmuan, keimanan dan karakter.
Rasa percaya diri siswa untuk memiliki persentation skill akan meningkat karena seorang mentor dapat menguatkan konsep diri siswa.Guru yang mempunyai kemampuan mentor dapat mengkombinasi minat dan ketrampilan komunikasi siswa. Siswa pada akhirnya sangat terampil mempresentasikan karyanya.
Interpersonal skill adalah kompetensi yang khas dari seorang mentor . Siswa kan memiliki keterikatan emosi dengan guru yang bersangkutan.Bukan saja enak diajak bicara dan curhat, melainkan juga tempat jujugan siswa menemukan solusi persoalannya. Dengan demikian pose pengarahan , bimbingan dan transfer pengetahuan dapat berjalan optimal.Jalinan relasi antara guru dan siswa membangun kepercayaan, kerjasama dan support sistem.
Jika saja guru menyadari dirinya sebagai seorang ahlinya dimata siswa. Maka sudah saatnya mereka meningkatkan kompetensi akademik , pedagogik ,sosial dan profesionalnya. Senatiasa belajar berkesinambungan .
Apakah guru di Indonesia sudah melakukannya yah ?
Komentar
Posting Komentar