Jatim Education Outlook 2014 : Kebangkitan Spirit Mendidik Kunci Sukses Kurikulum 2013 (Kajian Psikologi Perilaku Pembelajaran )
Salah satu penyempurnaan pola
pikir pada kurikulum 2013 dikembangkan sebagai pola pembelajaran yang berpusat pada
guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama. Dikatakan bahwa pembelajaran tidak hanya mengajar
dan mentransfer ilmu pengetahuan dengan
berceramah saja tetapi juga mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik dari
peserta didik.
Dalam hal ini seorang guru diharapkan
mampu menterjemahkan Kurikulum 2013
menjadi keterampilan guru dalam menjalankan tugas membelajarkan siswa dengan paradigma
mendidik sebagai berikut ;
·
Apa yang semestinya dilakukan atau rencanakan untuk mencipatakan susasana
siswa “belajar” dikembangkan untuk kepentingan siswa ;
·
Sampai dimana tingkat pencapaian siswa sesuai
dengan kompetensi yang dimaksud sebagai upaya evaluasi keberhasilan pelaksanaan
kurikulum ;
·
Bagaimana nilai nilai sikap dan moral yang
dimiliki seorang pendidik sebagai teladan bagi siswasebagai upaya membangun
pengembangakan karakter.
Pembelajaran saat ini harus bisa menyentuh ranah kognitif ,afektif
dan psikomotor peserta didik , Menyentuh kogintif artinya bersifat rasional
logis yakni memiliki manfaat kongkrit
,menyentuh afeksi artinya dapat memberikan manfaat emosi dan psikologis ,siswa
menjadi lebih senang belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ,psikomotor
adalah nilai sikap dan perilaku yang mengarah pada terbentuknya karakter. Sebagaimana
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Kalau tujuan pembelajaran hanya sekedar menjalankan secara teknis
petunjuk pelaksanaan kurikulum atau
sekedar mencapai kompetensi yang diharapkan maka hanya menyentuh kognitif
siswa.Namun jika dapat membuat siswa secara aktif sekaligus menghayati ilmu
yang dipelajarinya maka sudah dapat dikatakan sudah menyentuh ranah afeksi
siswa ,namun jika pembelajaran yang dikembangkan pendidik dapat mengubah
perilaku siswa pembelajaran sudah dapat merasuk pada psikomotor nilai prilaku
dan nilai spiritual siswa.
Sedangkan pada evaluasi keberhasilan tercermin kalau
pendidik hanya sebatas menjalankan target kurikulum maka hanya mencapai level
kognitif peserta didik atau diri sendiri
selaku pendidik ,’ini loh metode dalam
perubahan kurikulum”, alias hanya berpikir jangka pendek. Jika pendidik
dapat memiliki dan menghayati arti luas tentang tujuan kurikulum anda mencaai level
afeksi sekaligus anda akann merasakan
hasil kurikulum pada 3 - 5 tahun mendatang. Tetapi jika seorang guru terus
belajar dan meningkatkan diri untuk
dapat menjalankan kurikulum secara sempurna maka masuk pada level sudah
memiliki perilaku spirit mendidik.
Selanjutnya keteladanan seorang
pendidik jika menyentuh kognisi siswa
dan pendidik sendiri adalah membuat kompetensi profesi guru menjadi lebih baik , pada level afeksi siswa maupun pendidik
memiliki kebanggan atas ilmu yang dipelajarinya ,sedangkan jika perilaku siswa dan pendidik dapat menjadi inspirasi bagi
lainnya serta bermanfaat bagi kehidupan masayarakat luas maka keteladanan ini
merupakan cerminan dari spirit mendidik artinya mennyadari arti penting
dari pendidikan melalui pembelajaran. Pendidikan
untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism
and social reconstructivism).
Bersambung
Komentar
Posting Komentar