Menjadi Guru Yang Dirindukan Siswa ,9 Core Element Effective Teaching. 


“Kank ,diera yang sangat kompetitif ini peran guru harus bersaing dengan peran “guru “ yang lain seperti ICT,telivisi ,lingkungan siswa dsb ,agar siswa dapat belajar lebih optimal. Adakah kiat khusus menjadi guru yang dirindukan siswa...?”. 



وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” QS  Al Ankabuut 69.



Peran guru  akhir akhir ini menjadi sorotan ,bukan hanya persoalan mutu kompetensi namun pengaruh terhadap motivasi belajar siswa juga menjadi perbincangan masyarakat terutama siswa dan orang tuanya. Karena itu para guru harus berani melakukan perubahan secara radikal dalam paradigma berpikir tentang tugas mengajarnya.Yaitu bagaimana cara mereka memandang bahwa pelayanan prima pendidikan saat ini tidak bisa ditawar lagi apalagi dengan adanya penurunan “citra”guru dimata siswa dan masyarakat.Dengan demikian setiap guru dapat mempersiapkan diri menghadapi tuntutan itu.Gaya pembelajaran klasikal dengan ceramah secara monoton ,mengajar tanpa mengenal kebutuhan..datang hanya memberi tugas tanpa dikoreksi hasilnya,cara seperti ini “TIDAK “akan membawanya menjadi guru yang “DITERIMA “siswa   .

Inilah beberapa TIPs agar menjadi guru yang “diterima” siswa:

Pertama : seorang guru harus memiliki pola pikir bahwa membina hubungan baik dengan siswa adalah lebih penting daripada’ Jaga image” dengan menarik jarak dengan siswa. Sehingga kehadiran guru bersangkutan ditunggu kehadirannya baik ssebalum kegiatan pembelajaran berlangsung atau sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.Karena hal inilah siswa bakal malu jika tidak bisa menunjukan kemampuan mengusai materi nya terhadap pelajaranyang diberikan guru bersangkutan. Orang yang menyukai   seseorang akan mengutamakan sarannya ,demikian juga siswa.

Kedua : Tidak hanya berpusat pada target kurikulum tapi berpikir pada solusi ketutantasan siswa dalam belajarnya. Karena pada dasarnya siswa belajar adalah tercapai nya tingkat pengetahuan dan kompetensi yang semestinya dikuasai.Jika siswa mengalami kesulitan dalam mencapai tingkat kompetensi itu segera dapat menemukan  solusinya,. Oleh karena itu seorang guru patut mengenali tingkat daya serap atau kompetensi  setiap siswanya secara individual  karena ini adalah bagian dari proses pembelajaran. Siswa merasa kehadiran guru adalah solusi bagi kebutuhan dan kesulitan dalam mempelajarai sesuatu.

Ketiga : Siswa merasa guru bukan sosok yang ditakuti,”ditolak’ kehadirannya,menjadi “musuh” atau tidak disukai perilakunya. Melainkan sosok yang selalu  dinantikan kehadirannya baik sebagai pribadi ,pesan moral dan tambahan ilmu yang diberikan. Sehingga siswa siswa betul betul dapat menikmati dan mendapatkan kepuasan dalam menjalankan  kegiatan belajarnya.

Keempat :Guru harus dapat menularkan “energi” ,optimisme dan merasa “bermakna “dalam menjalankan profesinya,sehingga mereka dapat mengajar siswa dengan antusiasme tinggi dalam setiap pertemuan dengan siswa ,tanpa mencampur adukan antara persoalan pribadi dengan tugas profesionalitasnya.Siswa akan bersemangat jika mendapat penyemangatan dari teladan gurunya karena pada hakekatnya semangat itu “menular.

Kelima ;Membela kepentingan terbaik siswa adalah prinsip dan insiatif sendiri seorang guru yang profesional bukan sekedar lantaran kewajiban atau paksaaan dari pihak lain.Serta memiliki prinsip bahwa memberikan totalitas kompetensi yang dimiliki serta berdedikasi terhadap tugas adalah tanggung jawab pribadi. Dengan demikian siswa merasa mendapatkan inspirasi dari kesungguhan gurunya  dalam menjalankan tugasnya.


Keenam, menyediakan waktu hidupnya untuk selalu berpikir kepentingan dan kemajuan siswa dalam belejarnya ,eat ,slep and dream al about my student itulah prinsip yang dimiliki. Tidak hanya terikat hanya pada kewajiban beban mengajar atau jam kerja kantor saat ada disekolah.Dimana pun berada guru bersangkutan menjadi guru,sahabat dan orang tua siswa jika sedang berinteraksi dengan siswa .Bahkan mereka menyediakan waktu untuk membantu siswa menemukan solusi atas  persoalan/kesulitan yang  dihadapinya.

Ketujuh ,keberanian evaluasi dan instrospeksi diri dilakukan seorang guru profesional guna melihat setiap perbedaan dan perubahan dari sasaran yang ingin dicapinya. Sehingga “panggilan” hidupnya adalah memberikan yang totalitas pengabdian sebagai guru untuk kepentingan terbaik siswanya.


Kedelapan, perencanaan kegiatan pembelajaran  bukan hanya penyusunan RPP secara administratif melainkan kemampuan berimajinasi menciptakan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif ,inovatif ,terlibat dan pada akhirnya memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa guna meningkatkan kompetensi belajar siswa. Perencanaan kegiatan pembelajaran juga didasarkan pada kebutuhan dan kompetensi awal yang dimiliki siswa,sebagai renacana yang matang sehingga tercapainya efektifitas pembelajran . Etos kerja seperti inilah yang dilakukan seorang guru profesional sebelaum bertemu siswa nya dalam rangka mengajar.

Kesembilan, Integritas  dan dedikasi  terletak pada kebanggaan dan keunggulan dalam karya ,meningkatkan kompetensi /prestasi siswa sehingga iklim kompetisi sehat berbasis kinerja  terjadi disekolah tempat siswa bersangkutan belajar.Maka budaya prestasi dapat membuat tradisi juara dikalangan guru dan siswa menjadi bagian dari aktivitas kegiatan pembalajaran yang menarik ,menantang dan memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi dan kompetensinya.

Selamat mencoba dan percayalah bahwa kehadiran seorang guru tetap dirindukan kehadirannya walaupun dalam mencarai pengetahuan saat ini bisa didapat dari search engine.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT