Kiat Menghadapi Perubahan Karakter Belajar Siswa Abad 21
Terlepas dari carut marut nya
berbagai pendapat tentang ujian nasional sebagai bahan evaluasi kegiatan dan penentu kelulusan .Sebagai
pendidik perlu mempelajari lebih dalam mengenai sikap ,perilaku dan kebiasaan
siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya sebagai bahan evaluasi keberhasilan
dalam tugas membelajarkan dan mendidik siswa..
pendidikan
Karakter belajar siswa yang
meliputi sikap dan perilaku bukanlah hal yang bersifat menetap,mereka mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan tren perkembangan zaman. Peserta didik
mempunya cara pandang,kenangan dan pengalaman yang diinginkan saat menjalani
proses pembelajaran.
Seorang pendidik patut melakukan
evaluasi diri akan keberhasilannya dalam membelajarkan siswa dengan mencermati
apakah karakter siswa saat ini sangat mendukung efektivitas kegiatan
pembelajaran atau bahkan sebaliknya makin membuat guru bersangkutan merasa
semakin tidak berdaya..?”
Berikut kiat praktis menemukan solusi
menghadapi karakter siswa di Indonesia saat ini:
Pertama , Karakter Siswa saat ini cenderung malas mengingat /menghafal
materi pelajaran karena “efek googling” yang dirasanya lebih efektif dalam
menemukan “kunci “jawaban dalam sebuah pertanyaan daripada menumpuk teori di
memorinya.. Mereka adalah siswa yang berpikir praktis dan memilih jalan mudah
dalam mengingat sebuah konsep atau teori. Mereka adalah siswa yang mudah bosan dengan model
pembelajaran konvensional ,mendengar ceramah gurunya serta menghafal model “kuno”.
Dari waktu ke waktu penggunaan
media TIK bagi siswa makin lekat bagi hampir semua kehidupan mereka ,karena itu
penguasaan TIK sebagai media dan sumber pembelajaran bagi siswa harus dapat
dikuasai oleh para pendidik. Agar dapat meng edukasi peserta didik dalam
menggunakan TIK untuk kepentingan pembelajaran. Seorang guru perlu melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) untuk mengetahui “Student
Insight “dari kegiatan pembelajaran peserta didik.
Kedua ,Karakter siswa Indonesia kebanyakan tidak memiliki jadwal
yang tetap dalam kegiatan belajarnya dirumah. Belajar sistem kebut semalam
,belajar kalau ada Pekerjaan Rumah (PR),belajar menjelang Ujian serta budaya belajar yang tidak lagi
dikembangkan di rumah rumah keluarga di Indonesia sebagian besar di perkotaan
makin menguat. Jam belajar lebih banyak dikalahkan dengan dengan menonton
televisi bermain game ,berinternet dsb akan menjadi tren di masa depan.
Ke depan para pendidik makin
sulit membangkitkan semangat belajar siswa secara mandiri karena lemahnya peran
serta orang tua /wali murid serta budaya lingkungan masyarakat setempat.Guna
mewujudkan kerja sama yang harmonis membangun habit belajar siswa secara mandiri dirumah .Peran pendidik dalam
membangun komunikasi harmonis harus lebih ditingkatkan ,Parenting Education ,komitmen bersama orang tua /wali murid dan memberikan
edukasi masyarakat tentang pentingnya menumbuhkan semangat giat belajar harus
terus ditingkatkan.
Ketiga Karakter siswa
Indonesia cenderung lebih suka membangun komunitasnya sendiri. Siswa siswi
lebih suka dan berbahagia jika dapat memiliki komunitas yang berbasis minat dan
kepentingannya ,baik secara nyata maupun virtual. Tumbuhnya jejaring sosial via
internet yang didominasi anak anak belia yang masih sekolah menunjukkan bahwa
komunitas adalah hal yang paling penting dan berarti bagi dirinya. Walaupun
tidak semua komunitas siswa itu berdampak positif bagi perkembangan sosialnya.
Sejalan dengan perilaku siswa
yang suka berkelompok ini seorang pendidik patut menurunkan ego sektoral
sebagai peran guru yang “superordinate’
menjadi berperan sebagai sahabat siswa baik secara real maupun virtual. Dengan
demikian guru dapat diterima dan mengetahui perkembangan pergaulan serta
memberi arah kebaikan kepada peserta didik.
Keempat,Karakter siswa Indonesia tidak terlalu berpikir proses
namun lebih berorientasi hasil. Perilaku ini tercermin dari banyaknya siswa
yang berusaha mencari bocoran ,perilaku yang penting nilainya bagus ,mencontek
, malas belajar , perilaku siswa yang tidak teguh dalam menjalani proses
pembelajaran ,budaya copy paste dsb .
Dalam jangka panjang perilaku ini
pada dasarnya tidak akan membangun kompetensi dan daya saing siswa di masa
depan .Menyadari kondisi ini seorang pendidik patut melakukan penyesuaian terhadap metode
pembelajaran agar dapat membuat siswa lebih betah dan memiliki kepuasan dalam
pengalaman belajarnya.
Kelima ,Karakter siswa Indonesia yang mulai melemah semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Siswa
–siswi Indonesia cenderung tidak terlalu percaya dengan produk buatan dalam
negeri,tidak hafal sejarah perjuangan dan lagu kebangsaan Indonesia ,tidak menyukai seni dan budaya ,bergaya
dan perilaku kebarat-baratan serta
perilaku perilaku lain yang makin menjauhkan dari karakter asli bangsa
Indonesia.
Guna melestarikan seni dan budaya
bangsa peran pendidik patut memasukkan unsur unsur budaya bangsa dalam bahan
ajar di setiap kegiatan pembelajar .Sekaligus mengembangkan ekstrakurikuler dan
pembiasaan yang dapat membuat siswa mencinta budaya negerinya.
Keenam :Karakter siswa
Indonesia yang tidak peduli lingkungan
dan makin individual. Dengan makin eksklusifnya lingkungan rumah,lingkungan
sekolah dan perilaku masyarakat yang
makin individual. Banyak siswa yang makin tidak memiliki kesempatan untuk memperdulikan
lingkungan sekitarnya. Bahkan para siswa cenderung cuek atau bahkan cenderung
hanyut pada lingkungan yang makin tidak kondusif. Jika ini dibiarkan maka mutu out put kita akan menjadi lulusan lulusan
yang makin mendatangkan kerusakan pada alam.
Guna meningkatkan peran dan
kepedulian siswa maka pendidik patut menyusun strategi pembelajaran kepada
siswa yang berbasis kepedulian pada lingkungan,seperti meningkatkan kebersihan
sekolah ,taman hijau di sekolah pengelolaan sampah sekolah atau kegiatan luar
ruang yang membuat siswa makin memiliki kesadaran dan kepedulian pada
lingkungan.
Bila perubahan dan percepatan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat mempengaruhi siswa ,maka
tugas dan peran pendidik adalah membangun karakter siswa guna menciptakan life skill nya dimasa depan. Tugas guru
adalah meningkatkan diri guna memprediksi kecepatan perubahan perilaku siswa guna membentuk karakter peserta
didik yang berkebangsaan Indonesia.
Komentar
Posting Komentar