Cara Praktis Mengukur Kebutuhan Belajar bagi Prestasi Belajar Siswa (Kompetensi Pedagogi Guru)




 




 " Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. kamu menghendaki harta benda dunia sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Qs Al Anfaal :67.

Materi ini didedikasikan  :kepada  guru guna menentukan keberhasilan  kegiatan pembelajaran  ,terhadap tingkat penguasaan siswa  atas materi yang telah disajikannya.

“Saya tidak suka pak /ibu guru yang satu itu sudah penampilan nya kusut perilaku nya kasar ucapannya menyakitkan, sebenarnya malas aku ikut pelajarannya beliau’,pernyataan  beberapa siswa kelas  X. Guru  yang demikian itu tidak pernah mengembangkan pemahaman atas makna pendidikan ,kasih sayang,belajar dengan kesenangan  dan nilai nilai spiritualitas. Serta terkungkung dalam kubangan   pikiran perasaan kecewa dan marah kepada diri sendiri. 

Lantas apa hubungan harus memiliki pribadi  yang positif dengan kegiatan pembelajaran.?.


 Sangat banyak hubungannya ,seorang yang tidak bahagia dengan dirinya sendiri tidak  dapat menciptakan pembelajaran yang membahagiakan dan membuat siswa menjadi tidak  bahagia dalam belajarnya.  Padahal   ketidak  bahagiaan siswa akan menjadi beban dan penderitaan selama belajar dan berpengaruh kepada prestasi belajarnya. 

Ketidak -bahagiaan seorang pendidik bisa jadi  disebabkan persoalan pribadi,tidak terlalu menguasai atau ahli pada bidang ilmu yang diajarkan,tidak terlatih mengendalikan diri/emosi berpersepsi bahwa input kurang baik mutunya,tidak menguasai metode mengajar /sistem evaluasi yang memadai ,kurangnya sarana dan fasilitas. 

Keberhasilan pembelajaran terletak pada  kesediaan siswa menerima kehadiran guru bersangkutan,pribadi guru yang bahagia dapat memberikan inspirasi bagi siswa untuk  belajar lebih bersemangat.

Teladan perilaku gru didaerah terpencil di kabupaten Pacitan,Jawa Timur ,Sebut saja Ibu Musrifah,Spd ,sejak kecil memang bercita cita menjadi guru  ,lantaran terinspirasi  sang ayah seorang  guru yang memiliki dedikasi tinggi mendidik dan mencerdaskan anak anak di daerahnya yang terpencil,di mana alat transportasi dan jalan menuju sekolah masih terjal harus lewat  perbukitan   ,maklum daerah Pacitan dikenal daerah pegunungan di tahun 1970’an . Sebagai guru ,ditempat kelahirannya itu ,ibu Musrifah berupaya meneladani perilaku ayahnya yang amat dihormati dan disukai siswanya.  Meski kondisi desa di mana Ibu Musrifah ini mengajar tidak mengalami  perubahan yang signifikan namun beliau memiliki dedikasi.  Sehingga beliau selalu mendapatkan julukan sebagai fotokopi ayahnya.
 
Keberhasilan  sebuah pembelajaran  yang efektif  dapat  membuat siswa  memiliki minat dan semangat tinggi dalam belajar hal ini terjadi  jika pola interaksi guru dan siswa  terjalin positif dan harmonis. Jalinan ini dapat mendatangkan kepuasan  bagi  siswa,,siswa yang merasa puas dengan kegiatan pembelajaran gurunya akan membuatnya lebih bersemangat untuk belajar lebih dalam. Karakter guru yang demikian  biasanya  memiliki dedikasi tinggi terhadap makna pendidikan sekaligus kreatif dalam mengembangkan berbagai desain pembelajaran sesuai karakter siswa. Sekalipun disekolah bersangkutan  sangat terbatas   sarana dan fasilitasnya ,guru seperti Bu Musrifah mengutamakan peningkatan kinerjanya melalui interaksi harmonis dalam kegiatan pembelajaran  antara diri sendiri dan siswa.   

Apapun kurikulum dan karakter siswa seorang guru adalah seorang pemimpin dalam kelas pembelajarannya. seorang guru dapat beraktualisasi atas keahlian dan keilmuan yang dimiliki,sehingga memiliki kemungkinan dapat mentransfer pengetahuan ,pendalaman materi dan minat siswa dalam belajar secara optimal.

Guru yang memiliki kecerdasan emosi  akan lebih mudah dalam mengendalikan diri serta memiliki kemungkinan untuk memiliki kecakapan dalam memahami siswa dengan lebih baik,dengan demikian guru bersangkutan dapat melayani siswa secara individual,dalam tumbuh kembang kognisi,afeksi dan mental perilaku siswa. 

Guna dapat meningkatkan kompetensi siswa dan minat serta prestasi belajarnya disamping didasarkan idealisme ingin meningkatkan martabat masyarakat daerahnya dengan balutan kasih sayang  .Seorang guru patut memiliki analisa kebutuhan belajar siswa guna menerapkan metode yang belajar yang tepat. Inilah alangkah kongkrit agar kepribadian yang baik dan bahagia  itu menjadi efektif dalam kegiatan pembelajaran.

 Pertama ,Penentuan  Perencanaan  Pembelajaran Berbasis Kebutuhan  Belajar Siswa : 

·         Kompetensi apa yang semestinya didapat siswa dengan mengikuti pelajaran saya..?

·         Berapa banyak secara individu siswa memiliki pengetahuan dasar awal dari materi yang akan diajarkan...?


·         Sebatas mana kemampuan siswa dalam satu kelas menguasai  pelajaran yang sudah pernah diajarkan...? 

Kedua ,Mengamati Jalannya Proses Kegiatan Pembelajaran :

·         Selama kegiatan pembelajaran berlangsung seorang guru semestinya dapat mengenali perilaku belajar  setiap siswanya ,mulai dari yang memperhatikan ,aktif,berani bertanya dan konsentrasi,termasuk yang pasif dan tidak memperhatikan  selama kegiatan  pelajaran secara langsung.

·         Seorang guru semestinya bisa mengetahui,  mengenali alasan mengapa siswa bersangkutan tidak dapat mengikuti dengan konsentrasi sementara seluruh temannya dapat menyimak dan menikmati proses kegiatan belajar .Ini bagian dari kemampuan guru dalam manajemen kelas.

·         Apabila ada beberapa siswa , lebih dari 25-30 % kelompok siswa maka guru bersangkutan harus berani introspeksi diri seperti : “Mengapa tujuan belajar yang saya tetapkan tidak dapat membuat beberapa siswa ini lebih dari 30% X 40  >12 anak ini  tetap kebingungan dari materi yang saya sampaikan...buktinya dalam test soal yang saya berikan hasilnya sangat rendah”.   

Ketiga ,Pendalaman Evaluasi Hasil Kegiatan Pembelajaran.

·         Pada saat hasil belajar seorang guru sepatutnya mengukur progres kompetensi yang didapat siswa dari sebelum kegiatan belajar berlangsung sampai hasil akhir , baik melalui kegiatan test tertulis ,tanya –jawab (wawancara) ,dan praktek langsung..?

·         Jika belum tercapai  target yang semestinya diraih ,maka perlu dipetakan kompetensi yang mana saja yang belum tercapai.,termasuk penyebabnya. 

“Pada akhirnya pembelajaran akan efektif jika sebelum ,selama dan sesudah proses pembelajaran dapat diukur sesuai kebutuhan dan kepuasan belajar siswa”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT