Kebiasaan Buruk Guru dan Dampaknya Bagi Siswa (Kompetensi Kepribadian Guru)
Alif, laam raa. (ini adalah) kitab
yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. QS Ibrahim :1
Kompetensi kepribadian adalah salah satu kompetensi yang menunjang
seorang guru dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Sedangkan
kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap
,stabil,dewasa,arif dan berwibawa ,menjadi teladan bagi peserta didik/warga
belajar dan berakhlak mulia . Namun jika guru memiliki kebiasaan buruk tak
urung bisa mendatangkan iklim permusuhan dan dibenci oleh warga sekolah;kepala
sekolah ,rekan kerja ,siswa,orang tua
siswa ,masyarakat dan peserta didik itu sendiri. Apa saja kebiasaan buruk yang
harus dihindari para guru tersebut:
1. Tidak
mengetahui tujuan pembelajaran dan tidak
menguasai bidang studi yang akan
diajarkannya sehingga tidak dapat mendiagnosis kebutuhan belajar siswa mencakup
kognisi ,afeksi,sosial ,fisik dan nilai masyarakat setempat.
2. Kurang memiliki kemampuan mengelola emosi
(EQ) sehingga sulit mengendalikan emosinya sendiri dan tidak peka terhadap kebutuhan dan perasaan
orang lain,sehingga kehadirannya banyak menimbulkan konflik bagi rekan kerja
atau siswa.
3. Menganggap
diri paling hebat,dengan merasa paling hebat di sekolah anda dipastikan anda
akan dihindari warga sekolah . Mengingat sekolah adalah tempat di mana setiap warga melakukan kegiatan dengan proses
pembelajaran. Jadi tidak ada yang lebih unggul.
4. Enggan belajar ,merasa tahu segalanya. Seorang
guru yang enggan belajar akan sulit
mengembangkan ilmu yang diajarkannya
,sulit mengelola sumber dan
media belajar untuk membuat kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Sombong
, tidak suka berbagi ilmu dan keterampilan. Merasa bahwa berbagi itu akan
mendapatkan pesaing bagi dirinya ,takut pamor nya memudar dsb. Dapat dipastikan guru yang seperti ini akan kehilangan
akses mendapatkan tambahan informasi
pengetahuan dan keterampilan guna kepentingannya terbaik dirinya dan
kemajuan,lantaran orang enggan berhubungan dengannya.
6. Tidak
bisa berterima kasih atas jasa atau
pertolongan orang lain ,lupa menghargai
bantuan orang lain. Tidak jarang guru yang memiliki karakter seperti ini
mengaku dirinya yang paling berjasa
dalam keberhasilan kerja tim ,padahal tidak pernah ada orang sukses
termasuk guru karena hasil kerjanya sendiri,sedikit banyak ada peran orang lain
dan campur tangan Tuhan.
7. Kinerjanya
hanya sebatas menggugurkan kewajiban,guru bersangkutan tidak dapat mengukur sendiri efektivitas kinerjanya
seperti tidak memiliki kemampuan
mengevaluasi menilai hasil belajar siswa dan efektivitas kegiatan pembelajarannya sendiri. Sehingga
sering mendapatkan komplain dari siswa
dan orang tuanya. Padahal menjadi guru yang bisa diandalkan akan mendatangkan
dukungan semua pihak dan penting bagi kemajuan karir serta pengembangan
dirinya.
8. Tidak
mau mengakui kekurangan diri sendiri ,sering menimbulkan konflik , marah bila
ditegur. Jika guru berperilaku demikian akan mendatangkan banyak permusuhan dan
merusak citra sekolah ,serta citra pendidikan itu sendiri. Guru yang seperti ini akan dihindari dan
tidak dihargai baik oleh rekan kerja maupun siswa dan masyarakat.
Seorang guru
yang memiliki kompetensi kepribadian dapat menjadi cermin bagi orang-lain
(siswa ) untuk membangun insipirasi karakter yang akan dikembangkan.
Semua itu kalau kita resapi&laksanakan maka anak bangsa akan memperoleh ilmu yang lebih leluasa,akan cerdas,trampil,&berkarakter alias berbudi pekerti.
BalasHapustapi kalau menghadapi guru yang masih ngeyel dg siswa, padahal jawaban itu sungguh benar ,,, berikan solusi
BalasHapus