Mengelola relasi dengan siswa dari acuh menjadi butuh !( Kompetensi Sosial Guru Profesional )
Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang
mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya.
QS Qaf 37
Kank ,bagaimana menghadapi siswa sekarang yang akrab dengan ICT dan sulit
diatur..?
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ,maka pola perilaku siswa juga
mengalami perubahan dan perkembangannya .Termasuk pola perilaku kebiasaan
belajarnya. Meskipun demikian peran TIK
bukan satu satunya “dewa” dalam efektivitas kegiatan pembelajaran namun justru peran guru sangat berpengaruh besar dalam
meningkatkan semangat belajar siswa artinya seorang guru dituntut untuk mampu
,mengenali,peduli dan menumbuhkembangkan potensi talenta yang dimiliki siswa .
Selain itu seorang guru diharapkan dapat mengimplementasikan berbagai keterampilan
dan kreativitas secara menyeluruh dari
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dimiliki. Termasuk
diantaranya guru harus mampu mengidentifikasi,mengelola dan memberdayakan
peserta didik agar berprestasi secara optimal . Langkahnya ialah dengan menjaga
hubungan yang harmonis dengan siswa secara tulus,istiqomah,
efektif ,efesien dan tanpa terikat
waktu. Apalah artinya kelengkapan sarana dan prasarana jika hubungan dengan
siswa tidak berjalan harmonis. Semakin harmonis hubungan antara peserta didik
dengan gurunya,semakin mudah guru bersangkutan “mengendalikan “ siswa semakin
mudah dalam Classroom Management. Mengingat semakin tinggi
harapan peserta didik dan target kurikulum semakin tinggi pula relasi harmonisasi
antara siswa dan gurunya yang dibutuhkan.
Dalam pola relasi siswa dan gurunya ada tiga macam :
Pada level awal seorang guru
menuntut kepatuhan mutlak kepada siswanya untuk mengikuti pembelajaran yang
diselenggarakan secara utuh. Pada level ini seorang guru menggunakan pendekatan
ancaman agar siswa nya patuh. Jika perlu menggunakan kekerasan fisik untuk
membuat siswa mau diam atau mengikuti pelajaran yang diterangkan gurunya,alasan
yang sering digunakan “...saya sudah
tidak tahu lagi harus dengan apa membuat mereka memperhatikan saya pak ...ya
pukul.... “
Hubungan kepatuhan mutlak ini secara perlahan sudah tidak relevan lagi
dengan perkembangan jaman di mana anak anak semakin merasa ”berdaya” ,banyak
menuntut ,tahu haknya dan cenderung sulit diatur. Apalagi kekerasan fisik dan
verbal dapat mendatangkan tuntutan yang berdampak sangat besar bagi citra
sekolah bersangkutan. Banyak contoh kasus pemukulan guru kepada siswanya bisa
menjadi “bulan –bulanan’ ,pihak pihak yang berkepentingan.
Level kedua adalah relasi pribadi
(personal relationship ),seorang guru
dalam menjalankan profesinya tidak sekedar menggugurkan kewajiban beban mengajarnya,namun
harus mampu menerapkan strategi relasi yang mengandalkan keterdekatan pribadi
dengan siswanya guna meningkatkan semangat dan prestasi belajar siswa.
Memang peserta didik harus dilayani secara berkualitas demi tercapai
kompetensi dasar minimal sampai prestasi yang membanggakan,karena itu
seorang guru tidak boleh hanya sekedar mengajar. Relasi yang baik terukur dari respons
positif siswa kepada upaya guru dalam kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakannya. Interaksi secara berkesinambungan empati serta mengerti
kebutuhan belajar siswa merupakan keterampilan
dasar seorang guru membina relasi dengan peserta didik. Sekaligus merupakan
perwujudan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian seorang guru
profesional.
Level Ketiga adalah seorang guru
sanggup membangun kesadaran siswa tentang arti pentingnya kebutuhan belajar
bagi siswa ,sehingga peserta didik memiliki kesadaran yang tinggi untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Seorang guru dituntut mampu menggali minat
dan harapan masa depan siswa
sehingga guru bersangkutan dapat
menyusun strategi pembelajaran yang efektif terhadap siswanya. Seorang guru
bahkan bersedia menyediakan layanan konsultasi atas kesulitan belajar siswa
sampai konsultasi masalah pribadi yang menyebabkan terhambatnya siswa mencapai
prestasi.
Pola
relasi guru dan siswanya adalah sebuah
sarana untuk menganalisis ,mempelajari dan memahami perilaku belajar siswa. Sekaligus
menyusun strategi komunikasi dan membangun relasi yang tepat kepada siswa.
Komentar
Posting Komentar