Membangkitkan Ruh Mendidik

Apabila badan tanpa ruh dapat dipastikan ibarat robot bekerja secara mekanistik atas sebuah perintah. Demikian juga pendidikan jika pelakunya, tidak menghayati maknanya sebagai jiwa. Bisa jadi pendidikan hanya sebatas konsep. Kalaupun dijalankan seorang guru hanya menggugurkan kewajiban mengajarnya.

Sosok seperti Dr Wahidin Sudirohusodo, Ki Hajar Dewantara, Dr Sutomo dan beberapa tokoh tokoh pendidikan abad ini adalah teladan utama bagi pendidikan.Mereka adalah sosok inovator,visoner, gigih , tulus dan penuh dedikasi.
Jika para guru mencari tokoh panutan dan ruh ada baiknya menengok kembali sejarah perjuanagan bangsa. Tokoh dunia teladan pendidikan memiliki sikap:

Pertama : Mubra –mubru mlabar madu

Orang yang menganugerahi dirinya denagan ragam kecukupan.Sebagai bekal kelayakan mendidik orang lain. Dikarenakan mendidik adalah memberdayakan orang lain maka diri sendiri harus memiliki Kompetensi yang memadai . Bagi seorang guru kompetensi akademik dan pedagogik mutlak harus dimiliki. Dengan demikian kepantasan sebagai guru layak disandangnya.

Karena itu guru harus meningkatkan terus kedua kompetensi itu mengingat dunia usaha menuntut profesional. Baik melalui bangku kuliah atau memperbanyak program keahlian . Bukan sekedar sebagai syarat porto folio namun juga kemantapan profesional pribadi. Menjadi semakin ahli.!

Kedua: Ora wedi nggayuh lintang.

Banyak guru guru yang memiliki jiwa muda adalah orang orang yang mempunyai idealisme .Harap diketahui , mereka selalu terobsesi untuk mengembangkan ilmu pendidikan denganhal hal yang tak lazim. Mereka mempunyai mimpi mengantar anak didik menjadi pemenang. Bahkan juara ditinkat dunia. Bahkan karya karya mereka pun diakui dunia. Meskipun pada awalnya mendapatkan cibiran. Hermawan kertajaya , Yohanes Surya dalah contoh seorang guru yang berani nggayuh lintang. Membuat kenyataan dari yang tidak mungkin.

Ketiga : Sabar sareh mesti bakal pikoleh.

Guru itu sudah sepetutnya memiliki kesabaran lebih , terutama dalam proses memberdayakan siswa. Dihati pikiran dan tidakannya hanya ingin memberikan yang terbaik bagi kepentingan siswanya. Mereka memiliki dedikasi dan kebermaknaan yang begitu tinggi untuk kemajuan dan kebaikan siswanya. Mereka selalu meng update pengetahuannya demi relevansi teori yang dijarkan dengan implementasi. Hasil akhirnya mereka sangat mengerti arti sebuah proses (berkualitas). Jika disimak lebih dalam guru memiliki kesabaran untuk mencetak siswa berkompetensi sampai ahli.

Keempat: Arep jamure yo arep watange

Pilihan profesi guru sebagai idealisme akan mendorong seseorang untuk sangat berani dalam mempersembahkan apapun yang dimiliki untuk kepentingan pendidikan, tidak jarang mereka berani nombok .Contoh : seorang guru tidak memikirkan dukungan secara financialnya untuk keberhasilan siswanya mengikuti oliempiade, baik uang pribadi atau berupaya mendapatkan dukungan sponsor.

Mereka juga sangat percaya diri untuk meyakini bahwa ketidak lengkapan sarana dan prasana bukan alasan untuk sukses. Karenanya mereka sangat kuat memegang komitmen untuk terus berjuang maju kearah perbaikan adan kemajuan.

Kelima: Lahang karoban manis

Bagaimana pun citra negatif tentang pendidikan masarakat tetap menaruh kepercayaaan besar pendidikan anaknya kepada sekolah. Yang notabene menaruh harapan besar kepada peran guru .Untuk keberhasilan hidup dimasa depan. Karena itu seorang guru tidak boleh menyia nyiakan kepercayaan besar ini.

Seorang guru tidak boleh hanya memikirkan kesejahteraaan sendiri tanpa berupaya mempunyai hasrat melayani. Untuk keberhasilan ini guru tidak boleh hanya menantikan lingkungan yang kondusif saja. Melainkan harus memiliki nyali besar untuk terus memberikan yang terbaik dari yang sudah dimilikinya , guna kesuksesan dan kebahagiaan siswanya.

Sudahkah anda menghidupkan ruh pendidikan anda ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT