Kurikulum 2013 Jenjang SD Persepektif Kognitif Dan Psikososial (1)
Beberapa pekan ini dunia
pendidikan disibukkan dengan adanya penetapan kurikulum baru yaitu Kurikulum
2013 sebagai acuan kegiatan pembelajaran di
sekolah.Mengapa Kurikulum 2013 dijadikan pijakan untuk membekali anak bangsa
meyongsong masa depannya. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya perkembangan perilaku siswa diera digital
native mencakup meningkatnya
pemanfaatan gadget dalam mengakses informasi yang demikian tinggi,mereka merasa
lebih modern,lebih berwawasan ,canggih dalam pemanfataan teknologi walaupun
masih sulit memilih dan memilah informasi yangpatut atau tidak baginya.
Disisi lain meraka adalah anak –anak
yang kritis,menyukai sesuatu yang baru,tidak mudah didikte,mudah bosan ,mereka
lebih mudah mengadopsi nilai nilai yang berkembang,mudah ikut arus sekaligus
perilaku keseharian dalm aktivitas dirumah maupun di sekolah . Mengacu pada landasan
filosofi Kurikulum 2013 poin nomor 4.yakni Pendidikan untuk membangun kehidupan
masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif
bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian,saya mencoba
membagi menurut tiga target segmen yang bakal ingin diraih yaitu functional
value competences pada jenjang satuan pendidikan sekolah dasar, critical value competences pada jenjang
pendidikan menengah pertama dan reasonable value competences pada level
sekolah menengah atas /SMK.
Agar tercapai target pada functional value competences yang
di terjemahkan dalam kompetensi inti mulai dari ;
1. Menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga serta cinta tanah air.
3. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Resep ampuh
yang harus dilakukan para guru adalah ing
ngarso sung tuladha mengingat siswa
menjadi smart follower dan smart
imitator .Mengingat tahap berpikir siswa SD dari pra operasional hingga operasional kongkrit ,tahap psikososial dari Innitiative vs Guilt sampai Competence
vs Inferiority .Peserta didik sangat
cepat meniru cara guru dalam menyelenggarakan kegiatan “ functional learning”,menerima
menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya tapi dengan penalaran
dan penjelasan yang mudah diterima perkembangan berpikir dan daya serap belajar
mereka .
Peserta didik
jenjang SD saat ini hanya menerima begitu saja pesan moral tapi mereka butuh contoh kongkrit dari
pengetahuan yang diajarkannya sekaligus mengalami proses pembelajrannya
sendiri. . (bersambung )
Komentar
Posting Komentar