Strategy Penilaian Kinerja Proses Pendidikan di Sekolah
Kank Hari, Motivator MSDM Pendidik, PGRI |
“Sebenarnya
UN itu harus diadakan supaya kita tahu bagaimana mutu pendidikan dinegeri
ini.!”
“Saya
pikir UN itu tidak adil karena tidak dapat mengukur mutu sebenarnya dari proses
belajar siswa apalagi pendidikan di negri ini kan belum standar..?”
Dan
masih banyak perdebatan yang tidak ada selesainya dari tahun ke tahun
pentingnya UN perlu diadakan atau tidak, dengan berbagai argument yang sama
sama “kelihatan” benar dari masing masing kubu dengan pakar dan ahlinya sendiri
sendiri. Ujung ujungnya masyarakat hanya bisa melongo sementara siswa sendiri
dituntut untuk bisa lebih baik kualitas hidupnya pasca kelulusan dari sisi
kompetensi dan daya saing.
Sementara
keluhan dunia industri pada lulusan SMA/SMK dari sisi kompetensi keterampilan
kerja masih tinggi sementara masyarakat yang mempercayai bahwa pendidikan dapat
meningkatkan mutu pengetahuan dan perilaku belum dapat melihat dan merasakan
secara significant.
Lulusan sulit diukur kompetensi life skill dan
daya saingnya dibanding orang tua seusianya dulu atau dibanding dengan remaja
sebaya pada negara lain yang sudah maju pendidikannya. Baik dari sisi
keterampilan, pengetahuan , perilaku , kewajiban dan tanggung jawabnya seusai
lulus SMA /SMK.
ilustrasi:Kank Hari Ragam Pendidikan TVRI, "Mutu Layanan , SMAN 1 Purwosari"
Jika
penentuan kelulusan lebih ditentukan factor uncontrollable
yang lebih banyak ditentukan oleh kebijakan dari pemerintah. Maka desain
pembekalan kompetensi dan daya saing siswa menjadi tanggung jawab sekolah
. Melalui sistem model manajemen “kurikulum” life skill siswa meliputi:
Menentukan standar kompetensi lulusan berdasar visi dan misi sekolah,
pemantapan SDM pendidikan disekolah
dan ukuran efektifitas kinerja
pendidik .
Kepala
sekolah selaku pimpinan organisasi satuan pendidikan harus dapat, share on the vision, berbagi visi dan
misi dan mengawal tercapainya target sekolah , bertanggung jawab terhadap
kinerja pendidik untuk lebih memahami bahwa proses pendidikan bukan sekedar
pelaksana kurikulum namun merupakan upaya mencetak generasi tangguh di masa
depan.
Jika
pendidikan berpihak pada kepentingan terbaik siswa terutama memberikan life skill dan daya saing maka inilah
langkah langkah yang semestinya dilakukan:
1.
Perlunya
penguatan manajemen berbasis sekolah yang lebih komperhensif meliputi mutu SDM,
system pengelolaan sekolah , sarana dan
prasarana dari pelayanan minimal pendidikan berstandar nasional.
2. Membangun system evaluasi
kinerja layanan pendidikan berbasis IT ataupun manual secara periodic untuk menentukan efektifitas
penyelenggaraan pendidikan.
3. Menentukan standar
layanan pendidikan oleh pendidik melalui indicator kinerja yang berbasis
capaian hasil kompetensi life skill peserta didik. Ukurannya adalah komepetensi akademik dan pedagogic guru
berupa hasil capaian kompetensi akademik
atau capaian prestasi peserta didik. Sedangkan
untuk menilai persepsi siswa terhadap guru dan kepuasan belajar siswa merupakan upaya untuk menilai proses KBM yang
dilakukan guru bersangkutan sebagai indicator kompetensi kepribadian dan
kompetensi social.
Bagaimanapun
juga seluruh elemen dan unsur pendidikan
harus berorientasi pada life skill dan kepentingan terbaik peserta
didik. Sedangkan pemerintah dan lembaga terkait harus melakukan reinforcement
dan penguatan satuan pendidik dengan dukungan kebijakan real , etika moral ,
kosnsitensi dan tentu saja pembiayaan. “Kank Hari Coach Humas MBS Pendidikan Karakter Indonesia”,
Komentar
Posting Komentar