Willingness,Bukan Teori Buku Teks Mahasiswa


Willingness,Bukan Teori Buku Teks Mahasiswa


Setelah tamat sarjana ekonomi,sempat luntang lantung selama tiga tahun .Lantaran kesana kemari mencari pekerjaan tidak kunjung sesuai dengan ilmu yang didapatnya Sebagai Sarjana Ekonomi Akuntansi.Hampir semua lowongan yang ada adalah sales. Sedangkan lowongan untuk karir linearnya lebih di dominasi oleh kaum perempuan.
Lantaran malu dan setengah putus asa.Karyo,SE lantas melamar sebagai sales door to door sebuah perusahaan home appliance alias alat alat rumah tangga.

Awal pertama melakoni pekerjaannya tidak semudah training salesmanship yang didapat dan teori ekonomi yang dipelajarinya. Yakni setiap “soal” pasti ada jawabannya,tinggal buku teks /paket.Tapi benar benar persoalan nyata yakni kesulitan bertemu dengan pemilik rumah sebagai target market.Tentu saja bukan sekedar model pilihan ganda seperti saat sekolah.Tinggal memilih jawaban yang tepat dari alternative jawaban.


Sebagai sales door to door ,bisa bertemu pemilik rumah adalah kesempatan..Namun belum tentu dapat dipastikan lansung dapat membeli . Masih banyak kesulitan atau tantangan lainnya yang memungkinkan konsumen membeli.Seperti :apakah salesman dapat meyakinkan bahwa produk yang dijualnya dibutuhkan konsumen.?
Apakah konsumen memiliki kecukupan uang guna membayar ? . Dan yang paling penting bagaimana sales mengatasi penolakan..?

Pada akhirnya memang ,Karyo bisa menyelesaikan kesulitan nya menghadapai tantangan tanpa menggunakan satu teoripun pelajaran yang pernah didapatnya saat kuliah. Yang ada malah Karyo menemukan caranya sendiri mengatasi persoalan yang dihadapinya. Sampai akhirnya dia menduduki jabatan Manajer Wilayah di Jawa Timur.

Keberhasilan seseorang didalam menjalankan tugas lebih di dominasi oleh kemauan willingness dan kecakapan ,ability.Sedang pengetahuan hanya dasar dari sebuah prosedur menjalankan tugas. Secara sederhana jika banyak salesman yang sudah mendapatkan training pengetahuan produk dan salesmanship .Namun hanya segelintir orang yang sukses. Turn over pada karyawan bidang ini sangat tinggi. Menunjukan banyak orang yang melamar namun sedikit yang bersungguh sungguh untuk berhasil..


Kemauan adalah sikap mental yang merupakan dorongan kesadaran dari dalam diri . namun model sekolah/kuliah tidak menumbuhkan semansssssgat dan minat belajar ,Insight. Melainkan lebih pada beban tugas dengan pendekatan otoritas dosen/guru.Siswa /mahasiswa tidak menyadari beban tugas sebagai dorongan kesadaran untuk belajar membangun pengalaman. Melainkan tugas harus diselesaikan jika ingin lulus. Sehingga motivasi belajar hanya takut tidak lulus bukan sebuah kebutuhan pengembangan diri.


Kemampuan akan muncul jika setiap tugas yang diterima dapat diselesaikan dengan baik. Kebiasaan kebiasaan menyelesaikan persoalan /tantangan yang dihadapi dapat mengasah pengalaman belajar yang dapat membangun kemampuannya. Termasuk penagalaman gagal menjual, kesalahan dalam presentasi,ketidak seseuaian prosedur dsb. Sedangkan disekolah /kampus mahasiswa dilatih harus menjawab soal soal ujian sesuai text book ,siswa tidak boleh salah dsb. Akibatnya siswa tidak pernah menemukan ilmu baru dari pengalamannya belajar di kampus.

Guna memebekali siswa/ dan mahasiswa memiliki kecakapan hidup,inilah key result area nya ;

Pertama ,Doronglah mahasiswa memiliki keberanian menemukan konsep /teori baru bahakan mengemukakan pendapatnya sendiri selama dapat dipertangung jawabkan.. Agar dirinya memiliki motivasi belajar bekesinambungan . Sikap yang anda miliki sebagai dosen adalah kesediaan mendengar dan ketrampilan bertanya . Guna mendorong kemampuan siswa/mahasiswa menggali sumber pengetahuan.Misalnya kegiatan di Harvard Business School 50% penilaian diambil dari keaktifan dikelas dan 50 % dari ujian akhir. Dan karena keaktifan dikelas snagat berpengaruh bagi kelulusan.Maka mahasiswa dituntut mampu mengungkapkan pendapatnya secara jelas urut dan komprehensif . Jika mahasiswa malu malau atau pasif dapat dipastikan sudah kehilangan point 50%. Mengingat jumlah mahasiswa dan waktu yang ditetapkan tidak mencukupi sehingga untu mendapatkan kesempatan , mahasiswa harus berebut.

Kedua ;Biarkan siswa gagal menyelesaikan tugas namun berilah kelonggaran baginya untuk memperbaiki karyanya serta bimbinglah mereka menemukan cara meraih keberhasilannya.Berikan ruang bersalah kepada mahasiswa dan sekaligus mendapatkan petunjuk dari untuk belajar dari kesalahannya.Sehingga pada akhirnya siswa dapat belajar dari pengalaman menemukan sediri solusi atas kesalahannya.. Termasuk berikan semangat ,saat mahasiswa terpaksa harus mengulang.

Dengan demikian mahasiswa memiliki kompetensi yang optimal ,berkat pengalaman belajarnya secara langsung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT