Sukses Kurikulum 2013, Bukan (hanya) teknik pembelajaran tapi “kualitas” guru..
Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.(Salinan Lampiran
Permendikbud no 69 tahun 2013 )
“Seorang siswa sedang mempresentasikan riwayat perjalanan liburannya
dengan menggunakan bahasa Inggris
yang kadang –kadang ditertawakan oleh teman teman kelompoknya karena ada
kalimat kalimat lucu atau janggal didengar,dibawah “pegawasan ‘ guru sebagai
fasilitator siswa belajar dengan riang gembira tanpa perasaan tertekan ”.
Mengapa perasaan senang dan perasaan tidak tertekan
dapat membuat siswa betah belajar ?
Siswa pada dasarnya adalah
pembelajar sejati sebagaimana kutipan berikut ini :
“They want to know why about everything. Their earliest sentences show
their interest in and surprisingly good understanding of, causality “.
Hood L and Bloom L , What, when, and how about why : A longitudinal study early
expressions of causality .
Sementara itu Sherman T dan Cormier WH dalam tulisannya
An investigation of the influence of student behavior on teacher menyatakan , “..students need to be
thought that they can take action
–legitimate action –to alter the way a teacher treats them”.
Kalau begitu,siswa pada dasarnya
memiliki karakter pembelajar sejati dan seorang guru adalah pembimbing terbentuknya
karekter tanggung jawab dalam diri siswa.
Beberapa sekolah yang sudah saya
kunjungi di daerah pelosok (±120km
dari ibukota ) Jawa Timur seperti SDN Pilang
Sari 1 Kalitidu ,Bojonegoro dengan ketoprak anak /siswa dan SMKN 1 Plosoklaten
Kediri dengan sekolah agrobisnisnya dengan mata kepala sendiri saya melihat dan “merasakan “ siswa- siswinya memiliki karakter tanggung
jawab dan gemar belajar dibawah asuhan
dan bimbingan kepala sekolah beserta
para guru . Disekolah tersebut bukan aturan ketat serta disiplin kaku
atau guru yang galak
digunakan untuk menertibkan siswanya melainkan para siswa diperlukan
melebihi belajar dirumah sendiri dengan beragam kegiatan serta guru yang ramah
siswa. Suasana belajar yang menyenangkan dipandu guru guru yang ramah membuat siswa menjadi tenang ,damai ,tidak
takut /tertekan gembira dan merasakan kehatan proses pengasuhan dan
pendidikan .
Namun sayang hal ini tidak disadari kebanyakan para pendidik dinegeri ini, mereka hanya bekerja semata mata menjalankan tugas persis seperti robot robot yang kehilangan jiwa kemanusiaannya.
Namun sayang hal ini tidak disadari kebanyakan para pendidik dinegeri ini, mereka hanya bekerja semata mata menjalankan tugas persis seperti robot robot yang kehilangan jiwa kemanusiaannya.
Ki Hajar Dewantara , menetapkan
peran guru sebagai ing ngarso sung tuladha
, ini artinya setiap guru berkewajiban memberikan contoh dan teladan perilaku
kongkrit dalam setiap tindak tanduknya baik dalam kegiatan mengajar atau
perilaku keseharian diluar jam mengajarnya , siswa butuh
sosok yang amanah dari gurunya , seorang guru menjadi ambassador dari visi pendidikan nasional. Siswa mengasosiasikan
perilaku guru sebagai sosok yang memiliki :
1. Integritas
: sanggup membuktikan ucapan/janji yang telah diungkapkan dalam perilaku dan
tindakan ;
2. Jujur
dan Berani mengakui kesalahan serta meminta maaf tanpa perasaan dendam;
3. Sportif
dan objektif dalam bertindak serta dalam
pengambilan keputusan;
4. Pelopor
kepatuhan tata tertib sekolah ;
5. Memiliki
naluri kasih sayang ,membimbing kesulitan siswa dalam pembentukan karakter
belajarnya.
Kurikulum 2013 bukan saja menuntut perubahan mindset
guru dalam strategi pembelajarannya namun benar
benar harus teruji kualitas kepantasan akhlaknya serta value system atas
makna pengabdiannya dalam tugas membelajarkan peserta didik, bagaimana pendapat
anda ..?
Komentar
Posting Komentar