Emotional Learning ,Membuat Siswa Bersemangat dan Bahagia Saat Belajar
Case Study
“Sebagai guru Bahasa Inggris tentu saya,tidak hanya mengajarakan anak hanya untuk
menghafal grammer,meskipun saya tahu dalam ulangan atau ujian pasti kemampuan tata bahasa akan menjadi penentu
keberhasilan.Kalau menurut saya harus balance antara mengenalkan teori dengan memberi
kesempatan siswa untuk suka dan mau mempraktekkan bahasa sebagai pengalaman
belajar yang menyenangkan alias ranah
afeksi harus seimbang dengan ranah kognisi.”
“Jika guru bahasa hanya mengenalkan teori tanpa
mempertimbangkan sisi emosi siswa pada
akhirnya memang pembelajaran menjadi tidak menarik,menurut saya tidak hanya
berlaku untuk guru bahasa saja guru apapun wajib mengembangkan sisi emosi siswa”.
“Siswa saat ini cenderung instan ,menyukai kemudahan dalam
belajar apapun,meskipun begitu seorang guru tidak boleh putus asa untuk
mengembangkan strategi pembelajaran yang membuat siswa betah belajar bersamanya.Nah
jika guru berhasil menyentuh emosi siswa yang membuat siswa merasa pembelajaran
ini penting bagi masa depannya ,maka siswa secra bersemangat belajar lebih
giat.”
“Hasilnya menyenangkan seperti :”
“Pada awal dulu saya mengajar beberapa siswa mengalami “kebisuan”
maklum bahasa Inggris dianggap bahasa asing namun dengan menyentuh sisi emosi
siswa melalui memberi kebebasan pada
siswa untuk berdialog tanpa harus sibuk memikirkan betul salah pada
pengucapannya ,lambat laun dengan menggunakan joint construction of the text
mereka dapat lancar membaca dan menulis kalimat.”
“Memberikan tugas kepada siswa untuk bisa berimajinasi
dengan mata pelajaran dengan mengumpulkan gambar ,mengembangkan satu kata menjadi sebuah kalimat adalah agar
siswa bis belajar secara optimal ini adalah bagian dari “building knowledge of
field”.Dari hasil pengamatan saya belajar dengan metode belajar seperti ini
membuat siswa tampak antusias .”
“Saya berharap rekan guru yang lain perlu memperhatikan sisi
emosi siswa ,agar siswa bersemangat dan berbahagia saat belajar. Marilah terus
mencari,menemukan , mengembangkan banyak
cara agar siswa betah belajar dan bisa berprestasi.”
Qur’an “Frame Work”
“Ya Tuhan kami,Tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan
kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang orang kafir”. Qs
Al –Baqarah :250
Strategic Approach
Siswa sekarang lahir sudah dikepung dengan kecanggihan
teknologi dan ragam gaya hidup yang bisa saja menjauhkan kesadaran pentingnya
sekolah. Namun demikian guru tidak boleh putus asa untuk terus menemukan
strategi yang membuat siswa melihat bahwa belajar adalah kebutuhan yang penting
bagi masa depannya sebagaimana kebutuhan bermain dan bersenang senang.dari
perubahan perilaku dan cara pandang remaja terhadap dunia persekolahan inilah
seorang guru dituntut untuk bisa lebih
dekat dengan siswa dan merebut hatinya.mengingat mereka adalah generasi penerus
bangsa. Inilah beberapa cara yang bisa dikembangkan.
Pertama , “Win through higher quality of Interaction”=>Setiap
siswa memiliki kebutuhan untuk dihargai,dicintai dan dimengerti
Tidak dapat dipungkiri siswa saat ini lebih membutuhkan
pencarian jati diri daripada menyadari kewajibannya. Lantaran orang tuanyasibuk
dengan berbagai urusannya sendiri,pengaruh lingkungan ,pengaruh informasi yang
diterimanya dan pengaruh teman sebayanya. Perilaku yang muncul mereka selalu
tampil beda ingin diperhatikan cuek,seakan tidak memiliki tanggung jawab dsb.
Disisi lain perilaku conform ,alias meniru sesuatu yang
dianggap keren menjadikan para guru
mengalami kesulitan dalam mengembangkan metode pembelajarannya.Namun begitu
guru harus dapat merebut hati siswa melalui interaksi yang berkualitas yakni
,mengakomodasi kebutuhan dan keinginan psikologisnya,yakni disayangi,dimengerti
dan dihargai.
Kedua , Win trough better teaching and learning à Anak lebih bersemangat belajar jika belajarya
menyenangkan.
Akibat banyaknya informasi
yang didapat siswa baik melalui media konvensional ,seperti koran,majalah radio
dan televisi ,mereka juga memiliki komunitas virtualnya seperti facebook
,Twiter dsb sebagai forum online dikarenakan gadget untuk ber internet yang
tergolong murah. Membuat siswa –siswi ini menjadi knowledgeable dan
informationalized serta empower dalam memperoleh pengetahuan.Akibatnya mereka
menjadi anak kritis yang sulit “dibohongi”
Tentunya menjadi tantangan
bagi para guru dalam menghadapi perilaku
siswa siswi dalam pembelajaran dikelas. Namun
patut dicermati siswa siswi itu dalam mengikuti perkembangan ICT sesungguhnya
perilaku yang muncul adalah “early adopter” alias mudah dan cepat dalam mengadopsi pengetahuan baru. Dan juga
memiliki kreativitas dan inovasi dalam mereka ulang sesuatu .Berangkat dari
sinilah guru perlu merebut hati siswa melalui
pembelajaran yang lebih menarik dan
lebih baik ,karena siswa akan bersemangat belajar jika belajarnya menyenangkan.
Bersambung Pada seminar “Strategi Pembelajaran Karakter di
Era ICT “ Bid TK –SD Dinas Pendidikan Jatim,28 –Februari -2012,Batu Malang.
Komentar
Posting Komentar