TIPS: Pendidikan Karakter (1) ,”Kuasailah Sejarah Wahai Guru !”




TIPS: Pendidikan Karakter (1)

,”Kuasailah Sejarah Wahai Guru !”


Sesungguhnya pada kisah kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal” QS Yusuf :111

Dalam Kitab Manhajut Tarbiyatin Nabawiyyah,karya Muhammad Nur Suwaid:Diriwayatkan Ismail Bin Muhammad bin saad bin Abu waqqas telah menceritakan ayahnya mengajarkan keberanian dengan mengajari mereka berita peperangan dan tawanan ,lalu mengatakan :” Wahai anakku ,sesungguhnya kisah kisah ini merupakan kemulyaan bagi bapak moyang kamu. Oleh karena itu ,janganlah kamu melupakannya “.


Saat ini siswa –siswi kita kehilangan figure panutan yang dapat menginspirasi pada character building yang didengungkan sebagai pilar pendidikan. Padahal peran tokoh panutan itu amat penting bagi kehidupan dan pengembangan karakter diri. Ambil contoh sekolah sekolah di Inggris menjalankan kegiatan belajar mengajarnya melalui implementasi dari dokumen Secretary of state for Education and Science 1977 salah satu diantaranya pada point (b);” to instill respect for moral value for other people and one self and tolerance of other races,religion and ways of life “. Demikian juga cikal bakal pendidikan di Thailand adalah the temple of schools.

Ketika keberhasilan pendidikan hanya diukur dari angka akademik sesungguhnya akan menghasilkan anak anak yang kering imajinasi,kreatifitas dan kecerdasan spiritualnya. Mengapa ? Karena siswa adalah manusia seutuhnya memiliki kognisi,afeksi psikomotorik dan spiritualitas.


Pengajaran sejarah menjadi membosankan jika hanya bersifat hapalan tahun dan tokoh. Guru terjebak pada model drill pada kegiatan mengajarnya . Padahal dari pelajaran sejarah dapat membangkitkan rasa imajinasi ,identifikasi ,penanaman value dan tentu saja rasa kebangsaan .Oleh karena itu guru sejarah bukan hanya sekedar mentrasfer pengetahuan sejarah melainkan kecakapan mendongeng.

Kecakapan mendongeng dari seorang guru dapat diwujudkan melalui Pesan moral yang ingin disampaikan,Cara penyampaian dan Kekuatan kata kata.Sedangkan agar cerita menjadi diminati dapat dirangkum sebagai rangkaian yang mengandung sesuatu yang baru, relevan, latar belakang yang menggambarkan karakter penokohan,konflik dan cinta serta mengandung pencerahan.jangan lupa sentuhan emosi kepada siswa akan membuat siswa menyimpan memori kedalam long term memory dan semantic memorynya .




Dapat disimpulkan peran penguasaan mendongeng dari para guru , yang semestinya diperhatikan adalah sebagai berikut;

• .Mengingat siswa siswi saat ini sedang kehilangan tokoh panutan .Tokoh tokoh sejarah bangsa ini harus terus di kumandangkan guna kepentingan rasa kebanggaan terhadap siswa atas perjuangannya membangun Negara. Harapannya mereka dapat menjadi tokoh idola dikalangan siswa.

• Sejalan dengan semakin pentingnya pendidikan karakter bagi siswa sebagai competitive advantage ,pengetahuan dan outcome ,maka setiap guru seluruh bidang mata pelajaran harus dapat memberikan penanaman nilai nilai tokoh panutan melalui kekuatan mendongeng.

• Jika saat ini ukuran keberhasilan pendidikan hanya pada target kelulusan sudah saatnya pengembangan akhlak dan krakter kepribadian siswa menjadi ukuran kelayakan siswa menyelesaikan ketuntatasan belajarnya. Tentunya dimulai dari akhlak guru dan pejabat diatasnya.

• Kecakapan sekolah mengkombinasi kearifan lokal dengan kurikulum nasional mutlak harus dikuasai kepala sekolah dan masyarakat setempat.

• Penggunaan media ICT bukan hanya untuk kepentingan media belajar saja tetapi membangun jejaring dan hubungan dengan stake holder merupakan tujuan utama penguasaan guru dibidang ICT.

Jangan sampai kita disebut orang orang yang tidak berakal hanya karena kita tidak memiliki penguasaan terhadap sejarah seperti yang termaktub dalam kItab suci Al Qur’an.!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT