Kompetensi bukan Sekedar Angka Akademik.
Kompetensi bukan Sekedar Angka Akademik.
“Apakah betul nilai ujian nasional sebagai ukuran keberhasilan pendidikan di Indonesia kank Hari ?” Begitulah pertanyaan yang diajukan pendengar Insight Mangement On air 107,5 FM Rapendik kepada saya.Acara yang setiap hari rabu mengudarakan dialog dunia pendidikan mulai pk 09.00-1100. ..
Saya terdiam sejenak…saya biarkan suara ibu Ida menjabarkan pendapatnya:” Soalnya begini kank Hari ,memang sulit dibuktikan bahwa dalam setiap ujian nasional itu pasti ada team suksesnya. Tapi juga tidak bisa dipungkiri…..Karena keberhasilan meluluskan 100 % siswa itu gengsi dan dapat menaikan citra kualitas pendidikan disekolah itu.
Meskipun cukup banyak orang tua dan siswa yang menyadari keadaan itu. Tapi mereka juga bersikap mendua karena bagaimanapun lulus dengan nilai bagus itu dapat menjamin melanjutkan sekolah yang lebih bagus. Padahal itu kan menyesatkan anak….karena anak akan kesulitan menyesuaikan diri pada proses pembelajaran selanjutnya… “Saya pun menyimak pendapat beliau melalui head phone monitor yang saya pakai..
Kemudian beliau melanjutkan: “apa yang didapat siswa …bahkan untuk mengenal kemampuannya sendiri siswa dilatih untuk menghalalkan segala cara agar nilai ujiannya bagus …supaya lulus. Padahal selama tiga tahun sekolah, prestasinya bahkan jauh dibawah rata rata…Bukankah siswa bukan saja belajar strategi jalan pintas untuk sukses ujian melainkan siswa juga berlatih tidak jujur. Minimal tidak bisa jujur kepada dirinya sendiri…..kok aku jadi bingung ya…Kank Hari !”
Sementara itu sms di handphone saya berdering ,tertulis disana:”kami sudah berupaya menegakkan kejujuran dalam Ujian Nasional, tapi mengapa kecurangan masih saja berlangsung..!’ Nampaknya pertanyaan ini dari rekan rekan dinas terkait.
Belum sempat saya menghela napas,sms saya kembali terisi:”sebenarnya agak aneh juga pada saat tryout sekolah nyaris lulus hanya 20% tetapi saat Ujian Nasional mereka bisa lulus 98%.”.
Pertanyaan dan pernyataan yang seperti ini sudah sangat jamak dimasyarakat,walaupun menurut hemat saya bukan berarti dinas terkait tidak tahu. Namun saya masih berharap mudah mudahan akan lebih baik dimasa depan.
Saya tahu tidak boleh secara serampangan memberi jawaban di udara .Mengingat sifat pendengar nya yang heterogen. Salah jawab bisa menyakiti semua audience yang sudah saya anggap sebagai “saudara Tua’karena ketinggian ilmunya.
Untuk mengklaim keberhasilan pendidikan sudah pasti diperlukan ukuran .Ukuran itu
saya sebut Indikator Keberhasilan Pendidikan. Karena itu seluruh elemen yang berkaitan dengan dunia pendidikan harus berani instrospeksi diri ,benarkah indikator keberhasilan pendidikan itu hanya nilai ujian nasional….!
Selama Nilai UJian Nasional sebagai penentu kelulusan dan citra keberhasilan pendidikan maka selama itu kecurangan sukar dihindari. Karena tak seorangpun pingin gagal dan tak satu sekolahpun mau disebut tak becus mengurus sekolah..!
Berbicara mengenai kompetensi siswa sering diterjemahkan menurut persepsi masing masing pemangku kepentingan. Serta belum ada kesepakatan tentang makna secara baku.Padahal katagori kompetensi siswa harus ditentukan sesuai standart yang telah disepakati dan dibuatkan ketetapan.
Siswa berkompeten seharusnya memiliki standart ideal level of performance yang dapat dibuktikan melalui kesesuaian nilai akdemik dengan kemampuan mendemonstrasikan keilmuannya.Pantas menyandang nilai yang sudah didapatkan…karena bisa membuktikan kompetensinya.
Sebuah kompetensi yang didapat dari proses learning semestinya bukan cuma sekedar angka –angka .Namun pencapaian itu secara langsung dapat meningkatkan rasa percaya diri ,self competences dalam menghadapi kompetisi ditingkat yang lebih tinggi.sekaligus membuat siswa tanggap menghadapi tantangan dan kesulitan di masa mendatang.Siswa menyadari bahwa pengetahuan tersebut menjadi motivasi baginya guna membangun karakter pribadi yang mantap. Satisfactory performance of individual,kompetensi memiliki kaitan erat dengan kemampuan siswa menghargai dan bangga pada diri sendiri serta kemampuan mengamalkan ilmunya.
Persoalannnya bagaimana kalau pemerintah tatap memaksakan ujian nasioanal sebagai penentu kelulusan ? tanya Ratna penyiar yang setia memandu acara saya.
Mendapat pertanyaan mendadak seperti itu . Secara spontan saya menjawab kalau pingin berhasil, berarti dimulai dari kualitas ulangan semesteran sejak kelas 1 harus mengacu dengan soal standart nasional…. Agar siswa terbiasa dengan bobot soal yang kelak bakal dihadapinya!
Sudah siapkah rekan rekan guru semua ! Semoga .
Komentar
Posting Komentar