Mengapa Sulit Membangun SDM Berkarakter..?




“Kank , saya sudah puluhan kali ikut seminar  dan mengikutkan teamdalam beragam pelatihan , namun  hasilnya tidak sebanding, hanya sebatas dapat teorinya saja , padahal investasinya tidak murah, apa nya yang salah..?”, Kata seorang manajer  pemasaran perusahaan dibidang garment yang pasarnya sudah menasional .

Sebelum menjawabnya mari kita ambil kisah penolakan Imam Ja’far untuk permintaan do’a seseorang yang menghadap kepadanya.

Dalam ketidak berdayaan kadang seseorang mengabaikan kemampuan berpikir logisnya dengan mengabaikan factor upaya dan hanya berharap bantuan dari orang pintar… Simaklah kisah berikut ini :


“Wahai tuanku Imam ja’far ash shidiq , saya sangat berharap  semoga anda berkenan mendo’akan saya agar Allah melimpahkan rezeki dan kekayaan kepada saya. Anda tahu sendiri , saya sekeluarga saat ini sangat miskin, buat makan sehari hari saya sudah kebingungan harus kemana mencarinya”.

Spontan Imam Ja’far as Shidiq  menolak:” Aku tak akan berdo’a untukmu!”.

“Mengapa tuan tidak mau mendo’kan saya, padahal saya sudah jauh jauh menghadap anda tuanku” kata orang tersebut.

Selanjutnya Imam memberikan penjelasan: “ Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kita berjuang dan berusaha mencari rezeki bukan pasrah tanpa usaha. Jika kamu hanya berdiam diri di rumah tanpa berjuang dan berusaha serta mengandalkan do’a saja sebagai wasilah mendapat rezeki maka Allah tidak ridho. Oleh karena itu bekerjalah untuk mendapatkan rezeki , sebagaimana Allah memerintahkan kamu. (Kahl al Bashar)

Pembelajaran apakah yang bisa kita dapatkan..?

Jika anda tadi mengatakan bahwa pelatihan atau seminar itu sebuah investasi, maka semestinya juga anda hitung “retrun of investment” nya dalam periode pasca pelatihan. Sedangkan kesalahan fatal dalam menentukan pelatihan , seminar dan workshop hanya dianggap sebagai pelengkap dari manajemen sumber daya manusia . sebagai pelengkap tentu saja HRD belum memikirkan bagaimana mengukur mengevaluasi dan menentukan besaran presentase  hasil investasi pelatihan.

Dengan demikian maka investasi pelatihan semestinya benar benar memaknai arti peningkatan sumber daya manusia  dalam arti sesungguhnya dengan memformulasikan pengembangan MSDM , key result area, delivery dan dipantau keberhasilannya dari sudut pandang stakeholder. Selanjutnya ditentukan ukuran peningkatan standar pelayanan pada periode berikutnya  sesuai standar profesionalitas yang berlaku pada perusahaan anda serta target margin yang ingin  didapat.  Yang terpenting yang membedakan hasil dari pelatihan adalah perubahan sikap mental yang nampak dari para peserta pelatihan  dalam etoskerja, semangat meleyani serta follow up dari pihak manajemen pasca pelatihan .

Artinya bukan berapa banyak pelatihan yang dikuti tetapi seberapa jauh implementasi dari teori atau konsep yang didapat  dari pelatihan seminar atau workshop diterapkan sehingga memberikan kontribusi hasil yang lebih pada perusahaan anda.

Jika seminar , workshop atau pelatihan dianggap sebagai investasi tentu dapat ditentukan pula besaran hasil yang semestinya dapat dinikmati.  Kank Hari Santoso , Penceramah  Tashauf  Profesi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT