Mengubah Input (rendah ) menjadi Out Come Tinggi oleh Pendidik, Bisakah ..?



Bukanlah hal mudah memberikan semangat peserta didik yang memiliki latar belakang prestasi akademik  yang tidak terlalu tinggi, mereka  bukanlah anak anak cerdas dengan kemampuan akademik yang memadai, bahkan mereka berpikir bisa bersekolah saja sudah senang.  Bagi mereka  menjadi siswa pintar  akademik disekolah butuh perjuangan yang melelahkan, mereka merasa harus berpikir keras dan belajar lebih keras untuk dapat meraih prestasi akademik
' Just because something is important  to you  it doesn't  automatically mean that others sacrifice what is important to them " , Development  Psychology  
 
 
Akibatnya bisa  bermacam macam siswa bisa menjadikan sekolah sebagai pelampiasan agresifitas akibat tuntutan akademik yang dianggapnya  terlau berat atau para pendidiknya menjadi stres dan putus asa karena tidak tahu caranya membuat mereka memiliki semangat dan berprestasi secara akademik.    

Bagi guru  menjalani profesi mendidik pada sekolah yang mendapatkan label, “tidak ada  anak pintar disana atau sekolahnya anak anak nakal” tentu  tidak membanggakan. Akibat tidak bangga terhadap lembaga nya tidak jarang para pendidik menjadi demotivasi dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai pendidik. Akibat lebih jauh, menjalani profesi pendidik di sekolah itu semakin dipandang sebelah mata baik oleh diri sendiri maupun orang lain.  

Namun itulah tantangan para pendidik mengakomodasi input yang kurang “baik” melalui proses kegiatan pembelajaran yang memadai diharapkan mereka memiliki koalutas output bahkan out come yang lebih tinggi dan lebih baik. Oleh karena itu seorang guru diharapkan bangkit kesadarannya untuk memotivasi diri menjadikan kesulitan yang dihadapi menjadi tantangan.  

 Syarat pertama  untuk menjadi guru dengan siswa yang memiliki input “terbatas”   tidak cukup hanya berbekal keterampilan akademik saja. Semangat  minat, integritas, motivasi moral bekerja keras keteladanan merupakan modal utama agar bisa menjadi inspirator bagi siswa disana. Untuk mengenali potensi sukses setiap indvidu para siswanya. 

Syarat kedua adalah motivasi intrinsik bagi mereka yang sudah berniat menjadi guru maka  setiap  hari  harus bisa memotivasi diri sendiri untuk bisa memberikan yang terbaik kepada peserta didik.  Motivasi datang dari kesadaran diri sendiri untuk mengajak siswa meraih prestasi setingi tingginya melalui berbagai inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran,di Bidang akademik, seni dan  olah raga.

Pada dasarnya setiap anak ingin menyenangkan dan membahagikan orang lain, oleh karena itu membangkitkan motivasi berprestasi para siswa adalah memberikan pemahaman atas kesadaran potensi yang dimiliki siswa bahwa melakukan kegiatan dengan rasa suka pada minat yang dipilihnya akan membuat mereka dapat berhasil meraih prestasinya. 

 Prestasi adalah kesadaran akan kemampuan ,kemauan dan kerja keras dengan menyenangkan atas minat dan bakat yang dimilikinya.

Sukses para pendidik adalah  berbagai kombinasi  kompetensi profesi pendidik ditambah dengan skill,knowledge, dan mental atitude untuk lebih dekat dengan siswanya.  

Dengan demikian siswa memiliki kesadaran untuk menjadi yang terbaik bagi dirinya sendiri dalam berprestasi ,tidak tergantung kepada orang lain dan memiliki life skill dalam menghadapi persaingan global.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT