Up Grading Curriculum , Diseminasi Kurikulum Pendidikan Karakter ,Peningkatan Mutu dan Budaya Kreatif Sekolah
Case
Study
“Jika kurikulum hanya terpaku pada peningkatan kompetensi
akademik ,apalagi guru masih mengajar dengan cara konvensional .Bagaimana
mungkin anak anak kita bisa memiliki bekal yang cukup menghadapi masa depan…Bukankah
kurikulum harus sesuai dan relevan kebutuhan saat ini dan masa depan
siswa.Sedangkan metode pembelajaran semestinya dapat mendorong peserta didik
memperoleh kesempatan yang sama
untuk melakukan elaborasi dan eksplorasi serta mendapatkan konfirmasi.?”
Abstract
INPRES
NOMOR 1 TAHUN 2010
Bidang
Pendidikan : Penguatan metodologi dan kurikulum
·
Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran
aktif berdasarkan nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan
karakter bangsa .
·
Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana
untuk menjadikan untuk menjadikan peserta didik mengenal ,peduli dan
menginternalisasikan nilai nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan
kamil.
Saat
ini sekolah bukan lagi tempat mendapatkan ilmu pengetahuan dan ijasah.Namun
sekolah semestinya tempat yang menyenangkan dan membahagiakan bagi siswa, guna
mengembangkan talenta siswa menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.Karena itu
pelayanan prima pendidikan adalah kata kunci yang penting bagi terwujudnya
prestasi siswa.
Tantangan
terbesar yang dihadapi sekolah dalam memberikan dan mewujudkan filosofi
pelayanan prima pendidikan adalah masih adanya pemahaman bahwa citra pendidikan
hanya pada prestasi akademik,kelulusan 100% dan hasil memuaskan dari Ujian
Nasional.Padahal semakin banyak tuntutan pembentukan karakter siswa,semakin
canggih teknologi ,semakin beragam kreatifitas siswa ,semuanya membutuhkan
biaya yang banyak.Namun biaya yang dibutuhkan tersebut akan menjadi lebih
ringan jika didukung oleh berbagai stake holder,orang tua ,masyarakat dan dunia
industri. Tentu saja kreatifitas sekolah dalam penggalanggan dana bisa
menggunakan kerja sama mutualisme terutama dengan dunia industry.Sebagaimana
kita ketahui ,pembentukan karakter itu terwujud pada perilaku siswa secara
nyata maupun sifat sifat yang tersembunyi.
Membangun
citra sekolah berdasar kuantitas lulusan hanya bersifat sementara, jika mutu
alumni dalam keahlian dan kepribadian setelah lulus tidak dapat menyelesaikan masalah atau tidak
diharapkan oleh masyarakat.Dan Masyarakat rela membayar mahal jika upaya
sekolah adalah untuk membangun kepentingan terbaik siswanya. Orang tua yang
menyadari arti penting pendidikan bagi investasi masa depan anaknya seringkali
tidak menghiraukan biaya yang dibutuhkan.
Dalam
membangun brand image sekolah sehingga dipercaya oleh siswa , orang tua dan
masyarakat yang dikenal sebagai sekolah bermutu adalah memberikan kenyamanan
dan pengalaman belajar yang menyenangkan
sehingga siswa lebih bersemangat
dan giat berangkat kesekolah.Lantaran siswa ingin merasakan dan mengalami
proses pembelajaran yang dapat mengakomodasi talentanya.
Keberhasilan
sekolah dalam mewujudkan karakter dan budaya kreatif pada dasarnya dimulai dari
pembagian otoritas yang seimbang ,kooperatif antar staf dan guru untuk memberikan pelayanan
prima demi kepentingan terbaik siswa.Sebaliknya kepala sekolah,harus mampu
menampung umpan balik, dan mengelola serta meng encourage Sumber Daya
Manusia nya secara professional.
Standar
pelayanan prima pendidikan pertama tama ;dimulai dari jangan
pernah menunda ide kreatif yang tercipta.Dengan menunda ide kreatif untuk
perbaikan mutu layanan akan membuat rencana keberhasilan tertunda dan
menurunkan semangat staf dan guru yang sejak semula ingin mendukung ide
tersebut. Semakin lama ditunda akan semakin kehilangan energinya.Karena itu
budaya menunda niat baik untuk kreatifitas tidak boleh ditunda,serta tidak boleh
menunda persoalan yang sedang dihadapi sekolah.Karena semakin lama akan semakin
mahal biayanya secra ekonomi dan secra social.
Kedua ;Kooperatif
Tumbuhkan
sikap dan budaya bekerjasama antar sesama rekan guru dan staf. Dengan prinsip
mencari tahu akar persoalan,menemukan solusinya dan sekaligus merencanakan
pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.Guna meningkatkan ,memantau dan
mengelola mutu pelayanan pendidikan.
Sehingga
sekolah dapat mengasilkan mutu yang dapat memenuhi standar kompetensi untuk
melanjutkan ketingkat pendidikanyang lebih tinggi atau memenuhi kebutuhan
kecakapan hidup siswa di masa depan.
Ketiga : Metode Umpan Balik
Sekolah
perlu menyediakan alat evaluasi yang bisa memberikan masukan tentang pelayanan
pendidikan yang sudah dilaksanakan melalui metode umpan balik dari siswa/orang tua ,guru
masyarakat dan dunia industry untuk pengembangan
dan peningkatan pelayanan mutu pendidikan. Metode umpan balik untuk evaluasi
mutu standar pelayanan Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi
,proses,kompetensi lulusan ,pendidik dan tenaga kependidikan sarana dan
prasarana ,pengelolaan ,pembiayaan dan standar penilaian. Guna mendapatkan
informasi dan penilaian dari pemangku kepentingan berdasarkan data kualitatif
dan kuantitatif.
Keempat :Menjalin Relasi Dengan Sponsor
Dalam
rangka meningkatkan prestasi akademik
dan non akademik sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk menjadi
sponsor guna Manajemen Sekolah yang komprehensif .Dukungan material non material diperlukan
sekolah untuk menciptakan daya saing siswa ditingkat nasional dan internasional
sekaligus memecahkan persoalan kendala financial ,memenuhi kebutuhan siswa berprestasi
dan menciptakan siswa unggul. Sponsor yang dimaksud bisa dari dukungan
masyarakat /instansi setempat,instansi terkait,orang tua siswa, dunia
usaha,ikatan alumni dsb.
Kelima :Pengembangan SDM
Keberhasilan
sekolah mencetak siswa yang memiliki keunggulan terletak pada mutu SDMnya .Kinerja pengelolaan
sekolah/madrasah berdasarkan kerja sama,kekompakan dan keterlibatan aktif seluruh staf dan guru
sesuai visi dan misi sekolah dan diketahui semua pihak.tercermin melalui
rencana kerja sekolah dengan rumusan dan tujuan yang jelas untuk peningkatan
dan perbaikan mutu secara berkelanjutan yang dikomunikasikan secara
transparan.Sehingga berdampak kepada kepentingan terbaik prestasi belajar
siswa,akademik/ non akademik . Manajeman Sekolah semestinya menganggap factor SDM
adalah factor terpenting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Keenam : Evaluasi berkesinambungan
Peningkatan
mutu adalah suatu proses ,bukan hanya hasil.
Dengan melakukan evaluasi secara kontinu,para guru dan staf serta kepala
sekolah bisa tetap menjaga Standar
proses pelayanan Pendidikan dalam
kondisi yang baik dan siap memberikan yang terbaik dari mereka bisa.Pemberian
dukungan dan kesempatan pengembangan profesi kepada setiap guru dan tenaga
kependidikan dilakukan dengan baik dan konsisten.Sekolah /madrasah harus berani
secara terbuka menerima kondisi nyata yang ada sekaligus mampu merencanakan dan
mewujudkan perbaikan mutu seiring tuntutan zaman.
Diseminasi
kurikulum mencetak guru sebagai pilar utama keteladanan pelayanan prima
pendidikan mempunyai jiwa kepimipinan
yang memiliki visi,mengkomunikasikan visi sekolah dan misi pribadi untuk
kepentingan terbaik siswa.
R
BalasHapusDari Padepokan Guru Indonesia
atih Tritamanti ya, setuju....Interaksi edukatif yang membangun inovasi, kreatifitas antara guru dan siswa..Diharapkan kita terus menerus mengevaluasi memperbaiki apa kekurangan dalam proses pembelajaran. Lesson study, mungkin ini menjawab perbaikan mutu tenaga pendidik....
9 jam yang lalu · Tidak Suka · 1
Apana Syifa betul pa.......guru kadang asyik dengan serentetan Administrasi, anak yang jadi korban
sekitar sejam yang lalu · Tidak Suka · 1