RBT di Sekolah


Saatnya Sekolah Membangun Life Skill, dengan” RBT”.

KankHari Santoso,Smart Parenting Insight Management.


“Miftah Yama Fauzan, 15 tahun.Siswa kelas X SMAN 1 Sidoarjo pencipta pistol elektronik dan ozonizer .Tidak sia –sia pengetahuan yang didapat sebelumnya tentang ketiak stabilan gas ozon dari rasa sukanya terhadap biologi,fisika dan kimia. Menghasilkan prototipe pistol bertenaga baterai,tembakan 2ribu peluru.Berkat pistol elektriknya Miftah,meraih medali emas pada Oliempiade Penelitian Siswa Indonesia di Jakarta “. Jawa pos 23 November2009.

Banyak orang tua membanggakan keberhasilan anak melalui angka prestasi akademik. Maklum jika itu masih setingkat SMP akan lebih mudah melanjutkan ke sekolah pilihan. Namun sampai saat ini angka capaian akademik tidak berlaku pada grade diatasnya dan keberhasilan hidup dimasa depan.

Apakah sekolah hanya menghasilkan kompetensi sebatas angka akademik saja ?
Semestinya tidak, ada banyak yang bisa di kembangkan sekolah, baik melalui kurikulum nasional maupun muatan lokal.Agar siswanya tidak hanya memiliki banyak pengetahuan tanpa kompetensi yang berguna dalam menghadapi tantangan hidup ,life skill.

Dengan konsep “RBT” bukan lagu yang bisa didown load melalui HP tentunya ! Minimal life skill dapat terwujud melalui pendidikan formal disekolah . RBT yang dimaksud adalah, Relevan,Berkesinambungan dan Tehnologi
.
Relevan.

Kurikulum nasional harus diartikan sebagai pengetahuan berbasis lingkungan sekitar. Ambil contoh: Miftah menuturkan, jejak penemuannya sangat panjang dimulai sejak kelas tiga SMP. Awalanya pikirannya “terganggu” oleh berita tentang minimnya anggaran alutisita di Departemen Pertahanan. Kalau tak mampu membeli,mengapa tak membuatnya sendiri ?

Penyuka pelajaran fisika itu lalu mendapatkan pencerahan dari hukum kekekalan energi. Dia pun berusaha mengubah energi listrik menjadi energi kinetik untuk membuat pistol elektrik.

Disinilah,kepekaaan Miftah melihat relevansi ilmu fisika dengan minimnya anggaran alutista,menghasilkan kecakapan literal problem to be solved !

Guru harus memiliki kecakapan berpikir strategis dalam menyusun rencana pembelajaran, agar materi tidak terlau abstrak. Sekaligus mengaitkan teori dan konsep dengan relevansi dunia nyata dan kompetensi yang diharapkan.Sehingga siswa memiliki kesempatan memiliki intellectually challenging guna dapat berpikir memecahkan sebuah persoalan.
Berkesinambungan.
Kegiatan pembelajaran disekolah semestinya memberikan tantangan yang dapat menstimulasi kecerdasan intelektulitas siswa.Kesempatan siswa untuk melakukan uji coba ,praktikum atau riset sampai mengasah kecakapan siswa untuk mencipta .Semestinya bentuk cognitive strategi yaitu kesanggupan seorang guru untuk,merespon kecakapan tersembunyi dalam diri siswa.
Guru dituntut untuk memiliki kecakapan menyusun kegiatan pembelajarannya dengan menyadari pentingnya kesinambungan antara materi dan kompetensi siswa secara Berkelanjutan.”

“Miftah mengaku , sebelumnya telah berkreasi dengan membikin ozonizer .Pengetahuan fisika yang didapatnya pada akhirnya dapat memperdalam kecakapan dalam berkreasi menciptakan prototipe pistol elektronik”.
Dengan demikian tidak ada lagi tumpang tindaih materi pelajaran yang satu dengan yang lain sehingga terjadi integrasi dan saling menguatkan.Materi disusun guna menambah ,memperdalam dan memperluas cakrawala sistar siswa untuk memasuki”The gradual step toward real world”.

Tehnologi Komunikasi dan Informasi (ICT)

“Miftah mengaku , internet amat bermanfaat baginya dalam penemuannya. Terutama mengenai ,rumus-rumus, kecepatan peluru dan energi untuk penembakan.Termasuk ketika panitia lomba Olimpiade yang diselenggarakan 16-20 November 2009 itu meminta dua poster untuk ditampilkan. Padahal Miftah hanya punya satu poster,lagi lagi internet dapat membantunya melalui hotspot digedung itu”.

Bagaimana pun keberadaannya ICT harus menjadi sumber dan media pembelajaran. Dikarenakan siswa tidak dapat menghindari penetrasi pengetahuan melalui media ICT !
Seorang guru dan kegiatan sekolah sudah saatnya memanfaatkan manfaat dari ICT.Baik untuk kepentingan sistem informasi manajemen, data base accountibility sampai kegiatan belajar mengajar.

Disamping itu ICT dapat dikembangkan menjadi upaya peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan yang effesien, efektif dan ekonomis.Sistem pembelajaran jarak jauh memungkinkan siswa belajar tidak terikat oleh ruang dan waktu. Seperti pengembangan SMP dan SMA terbuka. Dengan demikian siswa dapat menggunakan mendaya gunakan ICT sebagaimana mestinya.

Mengingat perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi memberi pngaruh yang amat besar dalam kehidupan manusia. Maka seorang guru dituntut mendaya gunakan ICT dengan berbagai model dan paket pembelajaran untuk menunjang sitem pendidikan.Disamping dapat digunakan untuk sistem kerjasama antar instansi yang terkait. Juga guna mengintegrasikan sistem pembelajaran yang berbasis Tehnologi Informasi dan

Komunikasi kedalam sistem pendidikan Nasional abad 21 berbasis ICT.
Maka program “Sagusala” , satu guru satu laptop dari Dinas Pendidikan Propensi Jatim patut di dukung.

Dengan demikian lulusan /output dari sekolah tidak hanya pintar dan berpengalaman belajar saja . Siswa memiliki kemampuan dibidang ilmu yang dipelajarinya dan kecakapan ICT, sebagai bekal buat melanjutkan sekoalah atau bersaing di dunia kerja.

Kita berharap life skill bisa didapat dari sekolah !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Menjadi Guru Profesional Abad 21 (Tuntutan Kurikulum 2013)

Penyebab siswa tak menghargai gurunya dan solusinya..!

PROPHET LEADERSHIP: PEJABAT AMANAH SOLUSI UMAT