Manajerial SMK: Membuat Prakerin Berpeluang Kerja Bagi Lulusan
“Kami
tidak mengerti bagaimana anak anak itu tidak tahu etika kerja kantoran”.
“ Kasihan juga mereka juga hanya duduk saja karena tidak banyak yang bisa
dikerjakan”.
“Sepertinya tidak linear jurusan
akuntnasi kok diperbantukan di SPG..”
Dan masih banyak keluhan manajer perusahaan/instansi yang menerima para siswa SMK pada praktek kerja indutri dari sekolah
dilembaga mereka. Padahal kunci
keberhasilan prakerin adalah relationship dengan Dunia Usaha /Industri (DUDI) agar
kalangan “user” dapat membantu para
siswa benar benar praktek pada bidang ilmu yang dipelajarinya disekolah. Hal
itu hanya akan terjadi jika sekolah dan DUDI paham siapa siswanya, apa
prodinya, apa yang diinginkan dari prakerin dan bagaimana learning process nya.
Seorang guru pembina
prakerin harus memiliki relatoinship building dengan kecerdasan dan kreatifitas dalam
membidik DUDI, dimana harus paham program DUDi apa saja yang link dan match dengan prodi disekolah.
Sehingga penempatan siswa dalam prakerin benar benar dapat berjalan efektif. Karena itu kemampuan guru pembina ditentukan
oleh “personal selling dan interpersonal
relationship” juga oleh harus memiliki
pengetahuan faktor teknis manajerial perusahaan yang ditarget.
Pertama sebagai seorang guru pembina prakerin, anda harus menemui bagian humas , tata usaha
disebuah lembaga atau area manager di dudi yang bertindak sebagai penangung
jawab atas masuknya tenaga kerja dalam hal ini
siswa prakerin. Disinilah peran anda bisa
mendapatkan informasi dan bernegosiasi dengan lembaga bersangkutan tentang penempatan siswa
agar dapat linear dengan program pembelajaran di sekolah, karena setiap company berkemungkinan memiliki decision making yang berbeda beda.
Kedua , pahami siapa relasi anda
sebagai lembaga yang diajak bekerja
sama, apa harapannya dan bagaimana proses pendampingannya kepada siswa prakerin
.
Ketiga, pastikan setiap siswa
memahami benar budaya dan etika profesional dikantor tersebut, perhatikan masalah mental
attiude siswa dalam arti agar mereka dapat memberikan value added bagi lembaga /organisasi bersangkutan sehingga dapat
mendatangkan kepuasan klien.
Keempat, jangan diterjunkan pada
program prakerin jika siswa tidak siap membuat komitmen dan agrrement sikap mental professional
sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya karena hanya akan mendatangkan citra,
reputasi sekolah yang kurang menguntungan
pada calon peserta prakerin
berikutnya serta rusaknya sebuah relasi yang harmonis yang sudah terbangun
dengan instansi atau dudi.
Sekalipun bisa saja beberapa
intansi atau dudi merupakan langganan dari program prakerin SMK anda, bukan
berarti anda sudah tidak lagi me maintainance
sebuah relasi, agar relasi dapat berjalan
dengan lebih baik maka jagalah
kepuasaan mereka atas program prakerin yang sudah terselenggara dan selanjutnya
sekolah anda dijadikan sarana untuk merekrut
SDM yang dibutuhkan dari para lulusan lantaran
level relasi yang lebih tinggi. Bagaimana pendapat anda..?
Komentar
Posting Komentar