Strategi Penilaian Berbasis Kelas: Berkonfrontasi Positif Dengan Siswa ,Mengapa Tidak..?
“Saat aku SD selalu tiga besar.SMP 4 besar.Kelas 8 turun menjadi rangking 7.terus kelas 9 ranking 9 . Nilai nemku ada 7 nya. Saat memilih SMA negeri aku gagal diterima.Saat aku masuk SMA sebenarnya suka suka.Ini akibat nya . Maka ketika masuk SMA pertama kali,aku frustrasi karena biologiku jeblok . aku pikir bisa seperti saat di SMP,belajar tidak terlalu serius bisa mendapatkan rangking . DISMA selalu ada ulangan mendadak.
Sampai suatu saat saya dipanggil guru lantaran belum mengerjakan tugas menulis paper Sejarah darinya.Saya walaupun tidak takut tapi cemas juga.
Namun dengan kelembutan seorang “ibu” beliau mampu membantu saya memecahkan masalah;
“Ibu nggak ngerti ,kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas ,padahal kan harusnya dikumpulkan senin kemarin dan sudah dua minngu ibu beri waktu ”.
“Ya bu ,saya pikir nggak papa tidak mengumpulkan tugas.,saya kan sakit.” (Padahal sakit saya cuma tiga hari ).
‘ Oke,tapi ibu tidak ingin untuk kelengkapan nilai mata pelajaranmu menjadi jebllok lantaran kamu tidak mengerjakan tugas.Kalau begitu ibu beri kesempatan bagimu tiga hari lagi dan diletakkan dimeja ibu…tapi apa kamu benar benar melakukannnya..!
“ Apa maksud ibu,saya benar benar melakukan tugas …!” (sedikit emosi)
“Ya ibu tidak salah ucap (dengan tenang layaknya ibu melindungi anaknya).Apa kamu benar benar bersungguh sungguh untuk mengerjakannya..? Ibu hanya ingin tahu niat mu. Kalau kamu tidak mengambil kesempatan ini ya abaikan saja..
“Tidak- tidak bu,sejak awal tadi saya memang ingin mendapatkan dispensasi untuk tambahan waktu mengerjakannya..”.
“Baiklah ada kesulitan untuk mengerjakannya”.
‘Ya bu saya kesulitan memulainya,lantaran pelajaran sejarah itu sangat tidak saya sukai sejak SMP..”
Tanpa tersinggung bu guru sejarah saya melanjutkan ucapannya
Apa yang ibu bisa bantu..?
Dengan sedikit rasa malu sambil tersenyum kecut saya mengatakannya
“Bagaimana kalau ibu memberi sedikit gambaran bagaimana memulai menyusun paper tugas sejarah tadi.”
Selain itu..?
“Mungkin,saya diijinkan untuk bertanya kepada ibu diluar jam sekolah kalau saya mendapat kesulitan.
“Setelah dari kejadian itulah Pelajaran Sejarah ku jadi bagus dan aku akhirnya menjadi bintang di jurusan IPS”.
“Sekarang kalau ada tugas aku kerjakan . aku buat catatan khusus buat pelajaran IPS atau yang hapalan catat yang penting penting saja dengan kata kunci penghapal.Sedang kalau bahasa aku hanya mencoba mengerti logikanya agar lebih mudah difahami . Asyiknya di IPS tinggal hapalin saja nggak seperti di IPA harus hapalin rumus mengerti menggunakannya dsb.”
Inilah pengakuan Tulus Vina Mahdiana,siswi SMA Swasta Favorit di Surabaya.
Bukti sikap proaktif guru dalam membangkitkan potensi siswa. Dalam persyaratan penilaian berbasis kelas seorang guru dituntut mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat dalam mengevaluasi dan bercermin diri .Penugasan kepada siswa atau project adalah penilaian yang dilakukan terhadap suatu tugas yang diberikan kepada siswa secara individu dan kelompok pada periode tertentu. Penilaian meliputi proses pengerjaan tugas dan juga hasil proyek tersebut.
Proses pembelajaran secara individual termasuk proyek yang harus diselesaikan siswa di sekolah dan dan dirumah merupakan pembentukan karakter mandirinya. Karena tujuan mendidik adalah agar siswa memiliki kemandirian dan rasa percaya diri.
Komentar
Posting Komentar