Kecerdasan Fisik (PQ) dalam Kekuatan Doa.
Kecerdasan Fisik (PQ) dalam Kekuatan Doa.
“Allahumma ‘aafinii fii badani,alllahumma aafinii fii sam’ii alluhmma ‘aafinii fi basharii,wa laa ilaha illaa anta “,HR Abu Dawud
Sebelum saya menghadiri acara pengajian “keluarga sakinah” dimana saya didaulat menjadi pembicaranya di daerah Lamongan .Saya dijamu dengan bandeng bakar lempung dan sambel kecap khaas daerah itu. Saya sebut bandeng bakar lempung karena bandengnya dibalut lumpur tambak dan kemudian dibakar sampai lumpur nya kering,sehingga bandengnya betul betul masak. Tapi yang mau saya ceritakan bukan makanannya karena saya bukan pakar kuliner.
Dalam pembicaraan setelah jamuan makan,pak Rahman nama pemilik rumah itu bertanya ,”apakah benar fisik yang sehat itu dapat menyehatkan emosi dan religi …?”
Saya tidak segera menjawab ,mencoba mencari arah dari pertanyaan tadi,karena saya yakin pasti ada alasan nya . Tidak lama kemudian dia menjawab sendiri pernyataannya.”Semestinya memang dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat….!”. Saya hanya tersenyum. Masih penasaran beliau kembali bertanya,” Tapi mengapa kejahatan dilakukan oleh orang yang badannya “sehat” ?”
“Ayo kank Hari dijawab ? ,beberapa sahabat beliau mulai mendesak saya saya untuk menjawab…..
“Baik pernahkah bapak bapak tahu Rosullah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mendoakan jasad kita agar sehat…?”
“Saya belum tahu secara persis “,,kata pak Rahman,
“Allahumma ‘aafinii fii badani,alllahumma aafinii fii sam’ii alluhmma ‘aafinii fi basharii,wa laa ilaha illaa anta “,HR Abu Dawud
OH oh , jawab ikhwan disekitar saya serentak.
Kecerdasan Fisik ,bukan semata kecakapan seseorang dalam olah fisik.Melainkan kombinasi tauhid ,emosi dan fisik itu sendiri. Coba perhatikan urutan kalimat dalam doa diatas .Secara urut kita berharap diberikan kesehatan fisik,,pendengaran penglihatan, dan berkeyakinan tiada Tuhan kecuali Engkau ,kepada Allah SWT.
Laa Illaha Illa Anta.
Jika menginginkan kecerdasan fisik maka pemahaman atas doa ini semestinya menggunakan logika berpikir piramida terbalik,atau anda mungkin sering ikuti saya dalam “logika kebo”. Artinya kesadaran berketuhanan semestinya menempati porsi besar utama dan pertama . Dengan demikian akan menghasilkan Adversity Question, yang di wujudkan dalam perilaku tahu diri dan kendali diri ini juga elemen Emotional Intelligent (EQ). .
Jadi ketahuidan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan satu satu nya penolong dan tempat berharap. Dengan demikian menghasilkan keihlasan ,kesabaran dan kegigihan elemen penting dari AQ dan EQ.
Langkah kongkrit yang perlu dilakukan mempertebal iman (I),positip thinking, berlatih ,tulus,(T)sabar (S) dalam bertindak dan pantang menyerah/tangguh (T). Dalam I ada TST.
‘Aafinii fii Bashari.
Urutan kedua adalah sehat penglihatan ,Visual Intelligent. Dalam kehidupan keseharian
kesehatan penglihatan penglihatan identik dengan kesehatan mata.Padahal penglihatan bukan cuma monopoli mata melainkan fungsi indra,daya analisa,kebijaksanaan dan keputusan. Mengingat saat ini kita dalam gempuran berbagai informasi dari berbagi sumber visual intelligent berguna untukmemperkuat keimanan kepada Tuhan bahwa ciptaanNya tidak sia –sia.
Kongkritnya dalam perilkau keseharian PengLihatan (L) harus didukung kemampuan menganalisa (A) ,kebijaksanaan (K) memilih alternative dan keputusan K) yang tidak ragu ragu. Dengan demikian hasil akhirnya tidak menghasilkan kekecewan dan penyesalan.Dalam P ada AKK.
‘Aafinii fii sama’i
Urutan ketiga adalah sehat pendengaran ,Auditory Intelligent . Kemarahan,,kegembiraan kesedihan atau proses emosi lainnya adalah bentuk respon spontan atas fungsi pendengaran. Dan kualitas informasi yang didengar ikut mewarnai perbendaharaan kalimat yang terucap.Karena kepiawaian dalam menggunakan fungsi mendengarkan tidak lagi mendengar sekilas tapi kecakapan menyimak gar mendapatkan pengertian.
Implementasi dalam kehidupan sehari hari kecakapan mendengar (D) merupakan perwujudan emphatic,(E),Dialog (D) dan Saling Pengertian (P)
Aafiini fii Badani
Urutan terakhir adalah kesehatan fisik.Tidak dapat dipungkiri bahwa sehat fisik adalh bugar tidak sakit sakitan agar memiliki tenaga /Vitalitas (V) untuk meningkatkan kualitas kesejahteran hidup pribadi dan Umat. Namun karena fungsi tubuh tidak lepas dari fungsi pikir (P)agar tubuh menjadi sehat kualitas pikiran harus tetap terjaga. Keduanya meiliki ketergantunagan yang kuat jika tubuhnya sehat kualitas berpikir semestinya bagus karena asupan O2 keotak cukup lancer. Demikian juga jika pikirannya sehat fisik nya tidak digunakan aneh aneh.
Disamping daya fikir ketergantungan fisik dengan emosi (E) amat erat ,karena jika emosi nya tidak sehat gampang stress dapat mengakibatkan tubuh tidak sehat demikian juga sebaliknya .Ketergantungan pada nilai nilai spriritual (S) tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan kesehatan fisik. Jika muncul perasaan bersalah, berdosa hingga putus asa dapat mengakibatkan lemahnya kondisi fisik. Yang satu ini tidak selalu berlaku sebaliknya, artinya tidak selalu terganggunya kesehatan fisik merusak nilai spiritual yang dianut seseorang.Jadi dalam V ada PES.
Sudahkah anda membangkitakan kuatan do’a dalam mencerdaskan fisik anda (Physical Question /PQ) …?
Komentar
Posting Komentar